Bahan kuliah PBL2-Assesment


Mengapa memilih media online untuk membagikan bahan kuliah? Salah satu alasannya yaitu generasi sekarang yang menjalani perkuliahan merupakan generasi Z yang sangat erat dengan digitalisasi, generasi yang apabila memiliki pertanyaan akan bertanya pada google.

Mengingat kembali pidato Prof Gandes pada waktu pengukuhan Profesornya, Prof Gandes mengingatkan kita sebagai dosen untuk dapat mengikuti arus perkembangan teknologi, tetapi jangan pula melupakan fungsi sebagai dosen. 


Berikut link kuliah PBL 2- Assessment:
https://drive.google.com/open?id=1a8UU5hEFXgVBpg7BLrvPdiaXAb7s94Pu

0 komentar:

Bahan Kuliah-PBL 1


Dalam revolusi 4.0, banyak cara untuk mewujudkan interaksi antara dosen dan mahasiswa. Bukan hanya tatp muka di kelas tapi pembelajaran masih bisa dilanjutkan dengan interaksi secara online.

Beberapa cara yang dapat memanfaatkan  media online yaitu dengan Google classroom, moodle, atau interaksi melalui blog. Bukan berarti dengan adanya interaksi online ini menggantikan tatap muka secara langsung, akan tetapi menjadi tambahan dan dapat berinteraksi di mana saja, kapan saja.

link kuliah pbl 1:

https://drive.google.com/open?id=1-gRYpGaygbN6A-9V562wwakXRYu8uv1r

kuliah pbl 1

0 komentar:

Innovation and Change in Education


Pendahuluan
Perubahan dan inovasi dalam pendidikan kedokteran merupakan hal yang terjadi akibat bermacam-macam tuntutan dan perubahan yang terjadi di lingkungan institusi pendidikan. Kita sadari bahwa perkembangan ilmu pengetahuan, pelayanan kesehatan, pertumbuhan pendudukan  akan berdampak langsung pada dunia pendidikan. Untuk menjawab tuntutan tersebut, perlu perubahan dan inovasi dalam bidang pendidikan kedokteran.1
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang pesat, pelayanan kesehatan dengan sistim jaminan kesehatan nasional seperti yang berlaku saat ini, penyakit-penyakit yang bermunculan baik yang infeksi maupun yang kronis, kesadaran masyarakat dengan kesehatan memberikan tuntutan pada dunia pendidikan agar menghasilkan dokter yang berkompeten dan menyebar merata di seluruh Indonesia.1
Innovation and change
Education dalam Oxford dictionary, “the process of receiving or giving systematic instruction, especially at a school or university.”  Pendidikan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Definisi  change berdasarkan Oxford dictionary memiliki pengertian ”make or become different”  atau dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai perubahan, menurut KBBI adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. Innovation menurut Oxford dictionary memiliki arti “the action or process of innovating, a new method, idea, product, etc” dan di dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan dengan  inovasi. Di dalam KBBI, inovasi memiliki pengertian penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat).2,3
Dengan mengenal terminologi pendidikan, perubahan dan inovasi,  pembahasan mengenai perubahan dan inovasi dalam pendidikan kedokteran merupakan hal penting dalam menjawab tuntutan dari berbagai permasalahan. Perubahan dan inovasi dapat terjadi pada kurikulum, strategi, metode dan penilaian.
Kurikulum yang digunakan di pendidikan kedokteran sekarang ini merupakan kurikulum berbasis kompetensi, yang mengacu pada Standar kompetensi dokter Indonesia (SKDI) yang disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). SKDI tersebut yang dipergunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum pendidikan dokter di Indonesia. SKDI  juga dipergunakan dalam menilai kompetensi dokter lulusan luar negeri yang ingin bekerja di Indonesia. Tujuh area kompetensi yang tercantum dalam SKDI adalah: 1) profesionalisme yang luhur, 2) mawas diri dan pengembangan diri, 3) komunikasi efektif, 4) pengelolaan informasi, 5) landasan ilmiah ilmu kedokteran, 6) keterampilan klinik, dan 7) pengelolaan masalah kesehatan.4
SKDI disusun berdasarkan standard global bagi pendidikan kedokteran di seluruh dunia yang dikeluarkan oleh World Federation of Medical Education (WFME), bertujuan untuk meningkatkan kualitas pedidikan dokter. Rekomendasi WFME untuk meningkatkan kualitas pendidikan dokter adalah:1
-          Mengintegrasikan ilmu kedokteran dasar dengan ilmu klinik
-          Menyesuaikan sistim evaluasi mahasiswa agar sesuai dengan proses pembelajaran yang terintegrasi
-          Mengurangi beban kurikulum yang terlalu syarat dengan pengetahuan



WFME mendorong strategi pendidikan self directed learning  sebagai persiapan menjadi long life learner. KKI telah menetapkan kurikulum berbasis kompetensi sebagai kurikulum yang digunakan di pendidikan kedokteran dengan pendekatan strategi SPICES (Student centred, Problem based, Integrated, Community based, Elective/Early clinical exposure, Systematic).1,5
Salah satu penerapan inovasi adalah dengan  mengintegrasikan pembelajaran  ilmu kedokteran dasar dan ilmu klinik. Tahun-tahun pertama pendidikan kedokteran, mahasiswa  diharapkan untuk lebih menguasai  struktur  normal, fungsi dan perilaku. Pendekatan sistem yang merupakan pembelajaran  terintegrasi  menjadi strategi kunci  bagi program pembelajaran untuk mahasiswa pada tahun-tahun pertama.1,5,6,7
American Medical Association (AMA) merumuskan 6 area inovasi untuk pendidikan profesi kesehatan, yaitu:6
1.      Interprofesional education (IPE)
2.      Model baru pendidikan klinis
3.      Konten baru untuk melengkapai ilmu dasar
4.      Pendidikan berbasis kompetensi
5.      Incorporation pendidikan dan teknologi informasi
6.      Pengembangan kepemimpinan  dan innovator pada pendidikan profesi kesehatan
Tren pendidikan kedokteran selain yang dirumuskan AMA, juga mengenai community based, berbasis kompetensi, student centred, problem based learning, pendidikan dokter berkelanjutan, pendidikan kedokteran berdasarkan fakta dan teknologi informasi dan komunikasi. Merujuk pada SKDI, tren pendidikan kedokteran ini merupakan perwujudan dari area kompetensi yang dijabarkan pada penjabaran kompetensi dan pokok bahasan.4,6,7
Paradigma baru perguruan tinggi berubah dari teacher centred menjadi student-centred, kurikulum terintegrasi agar mahasiswa dapat berpikir secara komprehensif dan holistik sejak dini, metode pembelajaran problem based learning, pelatihan keterampilan klinik, komunikasi dan profesionalisme dimulai semenjak awal pendidikan sehingga diharapkan dengan paparan dini, mahasiswa lebih percaya diri dalam menerapkan kemampuan pada tahap profesi, wahana pendidikan disediakan bervariasi, bukan hanya rumah sakit pendidikan tetapi juga community based education,  sistem evaluasi diperbaiki, sehingga mahasiswa dinilai  sesuai dengan level kompetensi yang diharapkan. Inovasi dapat dilaksanakan tentunya setelah mengidentifikasikan masalah institusi, kemudian merancang inovasi mengenai masalah tersebut.1,7
Implementasi strategi pendidikan Community based education pada pendidikan preklinik
Sesuai dengan SPICES, yang salah satunya merupakan community based, strategi pendidikan haruslah berdasarkan hal tersebut. Selama ini di program studi pendidikan kedokteran Universitas Baiturrahmah, community based baru terlaksana pada tahap klinik yaitu pada stase kesehatan masyarakat, sedangkan pada tahap preklinik belum dilaksanakan.
Usulan dalam inovasi pada strategi pendidikan  di fakultas kedokteran Universitas Baiturrahmah adalah mengimplementasikan strategi community based pada pendidikan preklinik. Integrasi strategi ini pada modul keterampilan klinik I, salah satu keterampilannya merupakan keterampilan berkomunikasi efektif. Bekerjasama dengan kelurahan yang ada di Kota Padang, dan kader posyandu, mahasiswa akan diarahkan ke perumahan penduduk daerah padat dan memilih keluarga yang akan diwawancarai, hasil wawancara akan diolah menjadi suatu action yang dapat bermanfaat untuk keluarga dan masyarakat setempat. Mahasiswa melakukannya berkelompok sesuai dengan kelompok tutorial.
Manfaat dari inovasi strategi pembelajaran community based  adalah mahasiswa langsung kontak dengan masyarakat, mahasiswa langsung melihat permasalahan yang ada di masyarakat, dan menganalisisnya serta membuat intervensi yang mampu mereka laksanakan. Setelah mengumpulkan permasalahan yang dilihat, mahasiswa berkonsultasi dengan dosen pendamping, permasalahan apa yang dapat diintervensi. Kemudian membuat proyek secara berkelompok.
Misalnya kasus prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), masih banyak kita menemukan perokok yang merokok di dalam rumah, mahasiswa bisa mewawancarai keluarga yang anggota keluarganya merokok, dan menanyakan mengenai kesehatan mereka serta faktor lain yang terkait. Kemudian secara berkelompok melakukan intervensi, baik secara penyuluhan maupun dengan membuat poster atau leaflet yang bisa juga bermanfaat untuk kader dan kelurahan setempat. Pada kasus pemberian ASI, masih banyak masyarakat yang belum mengerti mengenai pemberian ASI, manfaat ASI. Mahasiswa bisa melakukan penyuluhan, membuat leaflet dan poster.
Mempromosikan Interprofessional Education (IPE) Universitas Baiturrahmah
Universitas Baiturrahmah memiliki beberapa fakultas dan program studi, yang berhubungan dengan profesi kesehatan yaitu fakultas kedokteran, fakultas kedokteran gigi, fakultas kesehatan masyarakat, program studi keperawatan dan program studi kebidanan. Dengan potensi ini, pelaksanaan IPE dapat dilakukan di Universitas Baiturrahmah.
Mempromosikan IPE tidak hanya pada pimpinan fakultas dan ketua program studi, tetapi juga kepada mahasiswa. Pada tahap ini perlu kerjasama berbagai pihak, perlu penahapan untuk sampai pada pelaksanaan IPE yang sistematis. Hambatan dalam mempromosikan dan mensosialisasikan program ini adalah persepsi dari berbagai pihak, kurikulum, kesiapan staf pengajar, waktu pengerjaan, dan penanggung jawab program serta merancang program yang mampu laksana.
IPE sebagai bekal dari kerjasama interprofesi yang mengutamakan patient centered, tentunya akan memberikan manfaat pada mahasiswa profesi kesehatan. Mereka mengetahui peran masing-masing, saling menghormati, berkomunikasi dan bekerjasama dalam pengajaran dan pembelajaran. Dengan pendekatan dari awal pendidikan, diharapkan mahasiswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan setelah lulus nantinya.
Penutup
Inovasi dan perubahan pada pendidikan kedokteran merupakan reaksi dari tuntutan dan perubahan yang terjadi di lingkungan institusi pendidikan kedokteran dan perkembangan ilmu pengetahuan serta sistim kesehatan yang ada saat ini.  Inovasi dan perubahan tentunya bertujuan untuk melahirkan lulusan dokter yang dapat menjawab tantangan yang ada.
Perubahan dan inovasi bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan, perlu persiapan matang dan kesedian semua pihak untuk menyetujui perubahan dan inovasi yang dilakukan. Pertimbangan lainnya  sumber daya yang mumpuni sebagai pelaksana dari perubahan dan inovasi, waktu pelaksanaan, hambatan yang dapat terjadi.
Daftar Pustaka
1.      Suhoyo Y. Konsep Inovasi Strategi Pendidikan di Institusi Pendidikan Kedokteran. J Pendidikan Kedokteran Indonesia, 2012;1:2
2.      Oxford dictionary online.  Available from:  http://www.oxforddictionaries.com/definition
3.      Alwi H, Sugono D. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 3rd ed. Jakarta: Balai Pustaka Pudat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional; 2005.
4.      Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. 2012
5.      Dent JA, Harden RM. New horizons in medical education. In Dent JA, Harden RM (eds). A practical guide for medical teacher. 3rd ed. Elsevier Churchill Livingstone. 2013. p1-7
6.      Thibault GE. Innovation in medical education: Aligning education with the needs of the public. American Medical Association. 2013
7.      Majumunder AA, D’Souza U, Rahman S. Trends in medical education: challenges and directions for need-based reforms of medical training in South-East Asia.Indian J Med Sci.2004:58:369-380.
8.      Magzoub ME, Schmidt HG. A taxonomy of Community-based Medical Education. Acadc Med.2000;75:699-707
9.      Cooper HC, Gibbs TJ, Brown L. Community-oriented medical education: extending the boundaries. Medical Teacher. 2001;23:295-299
10.  Barn H, Koppel I, Reeves S, Hammick M, Freeth D. Promoting partnership for health: effective interprofessional education, argument, assumption, and evidence. Blackwell Publisihing, CAIPE. 2005
11.  Barn H, Disch JM. Promoting interprofessional education: Nursing outlook. 2007;55 (3). pp.144-50.  Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17524802



0 komentar:

PENGEMBANGAN PORTFOLIO SEBAGAI BAGIAN DARI CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT (CPD)


Definisi Continuing Professional Development
Continuing Professional Development (CPD) adalah proses dalam mendokumentasikan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh oleh seseorang baik secara formal maupun informal. CPD juga memiliki pengertian kombinasi pendekatan, ide dan teknik yang membantu seorang profesional dalam proses pembelajaran dan perkembangan profesionalisme.1,2,3

Konsep CPD
CPD, di Indonesia disebut P2KB (Program Pengembangan dan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan). P2KB adalah upaya pembinaan bersistem untuk mempertahankan, meningkatkan dan mengembangkan performa dokter agar ia senantiasa dapat menjalankan profesinya dengan baik. CPD bukan hanya berperan dalam meningkatkan pengetahuan tetapi lebih untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi yang bersangkutan sehingga tercermin dalam kinerjanya.4
CPD yang Efektif
Dalam CPD ada unsur lifelong learning  dan self assessment. Untuk bisa menentukan kebutuhan belajar, sebagai adult learner, seorang dokter akan mengidentifikasikan kebutuhan belajarnya, apa yang diperlukan dan sesuai dengan kebutuhan pekerjaannya, bagaimana cara mempelajarinya, kemudian mempelajarinya dan menggunakannya untuk kebutuhan pekerjaan.4,5
CPD yang efektif didukung dengan adanya kebutuhan untuk mempelajari suatu toik, cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan, adanya kesempatan untuk mempelajari  dan menerapkan hasil belajar itu.4,5



Portfolio dalam CPD
Portfolio adalah kumpulan  dari hasil kerja peserta didik yang berisi capaian pengetahuan, keahlian,  sikap  dan pertumbuhan profesional melalui refleksi diri dalam beberapa waktu. Komponen kunci dari portfolio adalah refleksi. Refleksi adalah sebuah proses melihat kembali pengalaman yang telah dijalani untuk dapat menarik pelajaran bagi diri sendiri dan dilanjutkan dengan penyusunan sebuah rencana untuk mengurangi kesenjangan yang ada.6,7
Profesional portfolio merupakan rekaman hasil, pencapaian, dan pengembangan profesional yang berhubungan dengan karir. Mengapa perlu pengembangan portfolio  karena portfolio sebagai bagian dari professional,dan dapat digunakan sebagai proses pembelajaran dan asesmen.6,8
Elemen Portfolio
Elemen portofolio mencakup tipe dan tingkat peserta didik, tujuan, manfaat, mediadan bentuk portfolio. Pada tipe dan level peserta didik, misalnya pada tingkat mahasiswa kedokteran, isi portfolio dapat berupa proyek penelitia, publikasi, nilai ujian, case report, rekaman aktivitas klinis, esai, dan refleksi diri. Pada residen, isi portfolio berupa refleksi diri mengenai keberhasilan dan kesulitan, evaluasi 360 derajat, rekam medis pasien.8,9
Staf pengajar dapat mengumpulkan portfolio berupa refleksi diri mengenai kelebihan dan kekurangan, aktivitas pengajaran dan contoh performa sebagai tutor, sebagai asesor, dan sebagai fasilitator. Dokter praktik, isi portfolio dapat berupa aktivitas dokter-pasien, rekam medis, refleksi diri.6,10,11
Tujuan portfolio secara garis besar adalah sebagai pembelajaran dan sebagai asesmen. Sebagai pembelajaran, portfolio digunakan sebagai alat pengembangan kemampuan peserta didik. Komponeen kunci portfolio yaitu refleksi, dengan refleksi peserta didik menilai lebih dalam kemampuan diri mereka mengenai suatu komponen atau kompetensi.7,8
Portfolio ini akan diberi umpan balik oleh mentor. Mentor,  merupakan pembimbing akademik yang mengikuti proses perkembangan mahasiswa. Mentor mendiskusikan temuan dalam portfolio dan memberikan umpan balik pada peserta didik. Sebagai bagian dari pembelajaran, susunan dari portfolio tidak terstruktur, setiap peserta didik memilih konten sendiri, sehingga akan memiliki susunan masing-masing, tergantung pada aktivitas pembelajaran, refleksi diri, dan prestasi.10
Portfolio sebagai asesmen digunakan untuk menentukan peserta didik lulus atau gagal dari modul atau suatu program. Untuk menjadikan portfolio sebagai asesmen, sebelumnya peserta didik telah mengetahui kriteria dan standar dalam penilaian portfolio. Struktur dan konten ditentukan, dan tetap harus ada refleksi.6
Manfaat Portfolio
Portfolio sebagai asesmen dapat menilai level”does”. Portfolio tidak hanya menunjukkan kemampuan kognitif peserta didik tetapi juga menilai profesionalisme. Ketepatan dan ketelitian dalam pengumpulan, mengunakan refleksi sebagai penilaian diri sendiri, sehingga menggambarkan kelebihan dan kekurangan atau kesulitan dalam mengikuti suatu modul atau program.11
Portfolio sesuai dengan tujuan sebagai bagian dari pembelajaran, akan meningkatkan interaksi peserta didik dengan dosen khussusnya mentor. Dalam proses pembelajaran mentor akan memberikan memberikan umpan balik sehingga peserta didik dapat belajar dari kesalahannya, memungkinkan peserta didik untuk memperbaiki kesalahan, memotivasi peserta didik dan dapat memandu pilihan karir peserta didik.8,9,10
Peserta didik berdiskusi dengan mentor tidak hanya setelah menyelesaikan portfolio, tetapi juga sebelum membuat portfolio. Peserta didik dapat mendiskusikan mengenai komponen apa yang harus dimasukkan ke dalam portfolionya, menyiapkan menulis refleksi mengenai pembelajaran. Peran mentor bukan hanya sebagai evaluator tetapi juga sebagai role model dalam pengembangan profesional.9
Untuk umpan balik terhadap portfolio peserta didik, mentor akan mengidentifikasi dan mengenali kelebihan dan kekurangan dai peserta didik, portfolio tidak hanya mengases satu kali dalam satu waktu, karena dikumpulkan dari waktu ke waktu, portfolio dapat menggambarkan proses pengembangan dari peserta didik.9
Manfaat portfolio tidak saja pada peserta didik, tetapi juga dirasakan oleh dosen. Dengan menyimpulkan temuan dari hasil portfolio peserta didik, dosen dapat merefleksi kemampuan mengajar dan menyampaikan serta menilai. Dengan portfolio, dosen dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam pengajaran dan interaksi dengan peserta didik.9
Media Portfolio
Media portfolio bukan hanya berupa kertas, tetapi dapat juga berupa elektronik. Portfolio elektronik merupakan satu bentuk portfolio yang dihasilkan menggunakan teknologi digital. Poretfolio elektronik atau e-portfolio merupakan satu koleksi artefak yang salah satu medianya dalam bentuk CD ROM.12,13

Model Portfolio
Model portfolio dikelompokkan menjadi 4 model, yaitu:14
1.      Shopping track, adalah segala sesuatu yang dikerjakan peserta didik selama pendidikan
2.      Toast rack adalah sejumlah tempat yang harus diisi untuk setiap modul atau unit.
3.      Spinal colum, kompetensi peserta didik  merupakan vertebrae (tulang belakang), sedangkan bukti di setiap kompetensi merupakan akar-akar saraf.
4.      Cake mix, mengintegrasikan materi portfolio untuk memberikan bukti prestasi hasil pembelajaran.
Model yang dipilih sebagai sstruktur portfolio tergantung pada tujuan dan kesepakatan dosen dan peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA
  1. Ben David MF,  Davis M, Harden RM, Howie P,  Ker J, Pippard MJ. AMEE Medical Education Guide No. 24: Portfolio as a method of students assessment.  Medical Teacher. 2001;23 (6)
  2. Challis M.  AMEE Medical Education Guide No.11 (revised): Portfolio-based learning and assessment in medical education.  Medical Teacher. 1999;21(4):370-386
  3. AMEE Learning Guide No.11: Portfolio learning in Medical Education
  4. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Program Pengembangan pendidikan Keprofesian berkelanjutan (Continuing Professional Development). 2007
  5. Continuing Professional Development (CPD): a summary of the state of knowledge about physician training. Available from: http://www.sls.se/Global/cpd/cpd2012eng.pdf
  6. Continuing professional development:  standard and requirements framework document.  Health and social care professional council.  2005
  7. Winsor PJT.  A guide to the development of professional portfolio in the faculty of education (revised edition). University of Lethbridge.1998
  8. Format for University of Maachusetts medical scholl teaching portfolio. Personal and career development portfolio
  9. Winger M. Portfolio Development workshop. CSUN Dietetic Intern. 2008
  10. Lamki N, Marchand M. The medical educator teaching portfolio: its compilation and potential untility. Sultan Qaboos university Medical Journal. 2006;6(1):7-12
  11. Baume D. Continuing Professional Development series No.3: Supporting portfolio development. Learning and teaching support network generic center. 2003
  12. http://ae.gov.sk.ca/evergreen/lifeworkstudies/part4/portion04.shtml
14.  Models of Portfolio. Medical Education. 2000;36:897-898












0 komentar:

MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN



I.     Pendahuluan

Suatu program pendidikan ditunjang oleh berbagai faktor, baik akademik maupun non akademik. Faktor akademik yaitu  kurikulum yang disusun dan disampaikan dengan baik, proses pembelajaran yang menjadikan mahasiswa sebagai pusatnya, lingkungan pembelajaran yang nyaman, penelitian dan publikasi, serta pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan tri darma perguruan tinggi. Faktor non-akademik menyangkut kepemimpinn, pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, sarana  dan prasarana, pengelolaan organisasi, sistem informasi, penjaminan mutu, kegiatan mahasiswa dan pengembangan karir.
Faktor keberhasilan dari suatu program pendidikan baik faktor akademik maupun non akademik ditentukan oleh manajemen pendidikan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Terpenuhi atau tidaknya standar yang telah ditetapkan dapat dilihat dari akreditasi institusi pendidikan. Makalah ini membahas mengenai analisis masalah manajemen yang berkaitan dengan pengorganisasian institusi, kepemimpinan, pengelolaan sumber daya pendidikan dan pengembangan manajemen pendidikan.1

II.  Manajemen Pendidikan
Manajemen berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki definisi penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran; pemimpin yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan atau organisasi.2 Berdasarkan definisi di atas, terdapat dua komponen penting dalam manajemen yaitu pengelolaan sumber daya dan fungsi kepemimpinan dalam mencapai tujuan suatu organisasi.
Institusi pendidikan merupakan suatu organisasi yang dalam pengelolaannya perlu manajemen. Fakultas kedokteran sebagai penyelenggara program studi pendidikan kedokteran dan profesi dokter, dalam manajemennya perlu pemimpin yang memahami kepemimpinan dalam pendidikan, pelayanan kesehatan, manajemen pendidikan tinggi, manajemen penjaminan mutu dan mekanisme pendanaan sehingga dalam pengelolaannya baik dan memenuhi standar.3,4
2.1  Kepemimpinan dalam Organisasi Pendidikan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.5,6 Kepemimpinan merupakan dasar dari pendidikan kedokteran. Kepemimpinan dalam pendidikan kedokteran merupakan kunci penting untuk melahirkan dokter yang profesional.3,4,7,8
Kepemimpinan dipahami sebagai segala daya upaya bersama untuk menggerakkan semua sumber daya yang tersedia dalam suatu organisasi. Sumber daya dapat digolongkan menjadi dua bagian besar yaitu sumber daya manusia dan non manusia. Dalam lembaga pendidikan, khususnya fakultas kedokteran, sumber daya manusia merupakan unsur terpenting, sehingga untuk mencapai kesuksesan suatu organisasi perlu mengelola dengan baik sumber daya manusianya serta kemampuan pemimpinnya untuk menumbuhkan iklim kerja. 5,6,7
Kehidupan suatu organisasi sangat bergantung pada peran seorang pemimpin. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mapu menumbuhkan dan mengembangkan usaha kerjasama serta memelihara iklim yang kondusif dalam kehidupan organisasi. Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang dapat mengintegrasikan orientasi tugas dengan orientasi hubungan manusia. 4,8

2.2  Manajemen dalam Organisasi Pendidikan
Tugas kepemimpinan pendidikan dipengaruhi oleh berbagai perubahan teori dan metode pembelajaran dan konsep perkembangan psikologis mahasiswa sebagai adult learner. Perubahan dan pengembangan kurikulum juga menuntut adanya peran kepemimpinan dalam pengelolaannnya.3,8
Pengelolaan pada sumber daya manusia, pemimpin memberikan tugas sesuai dengan kualifikasi, dan memberikan uraian tugas sesuai dengan kualifikasinya. Manajemen sumber daya manusia khususnya dalam pendidikan tinggi,merupakan suatu proses yang terdiri dari:7,8,9
a.       Perekrutan sumber daya manusia
b.      Seleksi sumber daya manusia
c.       Pengembangan, dan penggunaan sumber daya manusia
Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kontribusi sumber daya manusia dalam hal ini dosen, tenaga administratif dan tenaga non administratif dalam organisasi pendidikan.
Manajemen pendidikan merupakan suatu proses perencanaan, pengoraganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang berupa man, money, materials, method, machines, dan informasi untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam bidang pendidikan. Dalam pengkajian permasalahan yang muncul dalam organisasi pendidikan dapat dianalisis dari unsur sumber daya tersebut.8,9

III.   Manajemen Kendali Mutu
Pendidikan yang bermutu direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk pendidikan tinggi, dengan persaingan global saat ini, perlu dilakukan perbaikan-perbaikan internal menyangkut berbagai hal yang menentukan kesuksesan program pendidikan.1
Masalah yang ada di setiap institusi tentu berbeda, mulai dari masalah kurikulum, pengelolaan sumber daya, pengaturan jadwal, kepemimpinan, dana, lulusan dan sarana prasarana. Dalam menilai suatu masalah, bisa saja masalah yang ada di permukaan atau bisa dinilai dari luar, bukan merupakan akar permasalahan sebenarnya, dan bisa juga masalah tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu, perlunya pengelolaan masalah secara komprehensif, agar penyelesaian bukan berfokus pada masalah yang muncul tetapi pada akar masalah.1
Penjaminan mutu (quality assurance) pendidikan tingggi di perguruan tinggi dapat dilakukan dengan berbagai model manajemen kendali mutu. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model PDCA (plan, do, check, action) yang akan menghasilkan pengembangan mutu yang berkelanjutan. Model PDCA akan membentuk suatu siklus untuk meningkatkan mutu pendidikan secara terus menerus agar dapat memuaskan stakeholder.1,10,11
Salah satu cara evaluasi terhadap proses pembelajaran dan pengajaran dilakukan melalui observasi maupun survei untuk mengetahui tanggapan stakeholder atas proses dan layanan yang diterima. Evaluasi pembelajaran dilakukan bukan hanya bersifat substantive, namun juga menyangkut manajemen yang di dalamnya termasuk kurikulum, dosen, fasilitas penunjang pembelajaran, teknologi serta layanan staf pendukung. 11,12
Hasil pengukuran diharapkan dapat menjadi salah satu indikator implementasi standar mutu yang dilaksanakan. Di samping itu, melalui pengukuran tersebut, dapat diperbaiki kinerja institusi terkait (unit kerja, fakultas, departemen, dan program studi) dalam rangka pejaminan kualitas yang berkelanjutan. Agar hasil pengukuran  dapat memberikan makna dalam peningkatan kualitas, maka perlu diatur mekanisme tindak-lanjutnya. Melalui mekanisme yang benar, diharapkan hasil diperoleh sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.1,10,11
Di dalam tahap “check” pada manajemen kendali mutu berbasis PDCA, terdapat titik-titik kendali mutu (quality check-points) di mana setiap pelaksana pendidikan tinggi harus mengaudit hasil pelaksananaan tugasnya dengan standard mutu yang telah ditetapkan. Misalnya, tes formatif pada pertengahan modul, merupakan titik kendali mutu dalam proses pembelajaran, yang dilakukan untuk mengaudit apakah standar mutu pembelajaran yang telah dirumuskan  dalam bentuk indikator telah dapat dicapai.11
Apabila hasil audit positif, dalam arti telah mencapai standar mutu seperti yang dirumuskan dalam indikator keberhasilan, maka dalam proses perencanaan atau plan  berikutnya standar mutunya ditingkatkan. Bila hasilnya negatif, artinya indikator keberhasilan tidak dapat dicapai, maka perlu dilakukan tindakan atau action, agar standar mutu yang telah ditetapkan dapat dicapai.11
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, pihak organisasi pendidikan harus melakukan atau menetapkan perbaikan dan pengembangan yang berkelanjutan bagi tercapainya upaya penjaminan manajemen mutu. Organisasi pendidikan perlu menciptakan dan mengembangkan:1
  •        Budaya dan suasana akademik yang kondusif
  •    Komitmen institusi menggambarkan citacita yang ingin dicapai dengan dikontrol oleh manajemen mutu
  •      Dukungan dan pengelolaan sumber daya yang memiliki komitmen tinggi terhadap peningkatan mutu
  •       Dukungan sarana dan prasarana yang memadai
  •      Kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kemapuan dan kreativitas para mahasiswa
  •      Merealisasikan kesempatan-kesempatan yang tersedia dalam bidang penelitian dan pengabdian untuk menunjang wawasan.





0 komentar:

Jurnal: Kepemimpinan Salah Satu Modal Soft Skill Dokter Profesional



Judul: Kepemimpinan Salah Satu Modal Soft Skill Dokter Profesional
Jurnal: Ekotrans, Vol.19, No.6, Januari 2019
ISSN 1411-4615




Pendidikan Kedokteran merupakan suatu bagian dari ilmu pendidikan kedokteran. Sama halnya anatomi, histologi, biologi kedokteran, bagian saraf, jiwa, dan bagian lain, pendidikan kedokteran telah menjadi bagian yang perlu dipertimbangan. Penekanan yang ditulis pada artikel ini adalah pada kepemimpinan yang harus dipunyai oleh seorang dokter sebagai salah satu tuntutan five star doctor.


Berikut link download buat yang mau membaca mengenai kepemimpinan..



https://drive.google.com/open?id=1ZQkWSKHFkq8H9eecLXAp6Y75_ayqc57h

0 komentar:

Jurnal: Program Peningkatan kemampuan Perawatan Diri dan Hidup Mandiri pada Pasien Skizofrenia



Judul: Program Peningkatan kemampuan Perawatan Diri dan Hidup Mandiri pada Pasien Skizofrenia

Penulis: dr. Mutiara Anissa, Sp.KJ

Jurnal : Jurnal Kedokteran Baiturrahmah
ISSN : (JKB) 2407-358X, Periode Juli-Desember 2016

Dokter Mutiara merupakan seorang psikiater dan juga dosen di fakultas Baiturrahmah. Dokter ramah yang memiliki senyum manis ini aktif memberikan penyuluhan mengenai kesehatan jiwa ataupun mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba. Dokter Mutiara aktif di kegiatan kampus baik sebagai KOC, Ketua Komite Etik Penelitian di FK Universitas Baiturrahmah, dan tentunya sebagai klinisi di rumah sakit Kota Padang.

Tentunya sebagai dosen, dokter Mutiara aktif menulis dan mengikuti seminar-seminar nasional dan internasional. Dokter Mutiara berbaik hati untuk membagikan abstrak dan full papernya. berikut abstraknya:


Program Peningkatan kemampuan Perawatan Diri dan Hidup Mandiri pada Pasien Skizofrenia

Abstrak

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik berat dengan prevalensi 1% dari populasi dunia. Pasien skizofrenia mengalami gejala positif, gejala negatif dan defisit kognitif. Gejal negatif dan defisit kognitif ini cenderung menetap selama perjalanan penyakit skizofrenia yang pada akhirnya mempengaruhi bidang sosial, pekerjaan dan perawatan diri pasien. Tinjauan pustaka ini membahas tentang upaya meningkatkan kemampuan perawatan diri dan kemandirian pada pasien skizofreniaa. Untuk mencapai tujuan tersebut penulis mengumpulkan data dari 11 jurnal dan 5 textbook pada tahun 1997-20112 dengan kata kunci self care, independent living skills dan schizophrenia. Telah banyaak penelitian yang menunjukkan efikasi dan efektivitas keterampilan pelatihan sosial untuk memperbaiki fungsi sosial pasien. PAda 80% pasien skizofrenia kronis yang mendapat pelatihan keterampilan sosial, didapatkan adanya peningkatan ketermapilan hidup mandiri. Pelatihan keterampilan sosial, didapatkan adanya peningkatan keterampilan hidup mandiri. Pelatihan keterampilan sosial diharapkan dapatvmeningkatkan kemampuan perawatan diri dan kemandirian pasien skizofrenia sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien skizofrenia.

Kata Kunci: perawatan diri, kemampuan hidup mandiri, pelatihan keterampilan sosial, skizofrenia


Beriku ini full text yang dapat didownload pada link berikut:
Program peningkatan kemampuan perawatan diri dan hidup mandiri pada pasien skizofrenia


atau

https://bit.ly/2X4lxKA

0 komentar:

Jurnal: Dua Kasus Multipel Sklerosis Dengan Tipe yang Berbeda di RSUP M.. Djamil Padang




Judul : Dua Kasus Multipel Sklerosis Dengan Tipe yang Berbeda di RSUP M. Djamil Padang
Penulis:
dr. Yuri Haiga, Sp.N
dr. Dian Ayu Hamama Pitra, Sp.S, M.Biomed
dr. Meiti Frida, Sp.S


Dosen dan dunia kepenulisan sangat dekat hubungan. Sebagai dokter ahli saraf berkewajiban melaksanakan Continuing Medical Education dan sebagai seorang  dosen yang berkewajiban melaksanakan tridharma perguruan tinggi yaitu penelitian sekaligus publikasi. Dokter Yuri sudah aktif menulis sejak masa PPDS. Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas ini, pernah memenangkan lomba poster di Solo dan dibawakan kembali di Event Internasional di Korea Selatan, Pan-Asian Committee for Treatment and Research in Multiple Sclerosis (PACTRIMS). Sungguh membanggakan bukan.

Jurnal ini sudah dipublikasi di NEURONA, yang telah terakreditasi secara nasional. Bisa dicek di jurnal online nya neurona.

Berikut abstrak dari jurnal yang berjudul:


Abstrak

Multiple sklerosis (MS) adalah penyakit neurodegeneratif dengan lesi demielinisasi multipel yang jarang ditemukan di daerah tropis. Saat ini belum ada data epidemiologi MS di Indopnesia. Kami melaporkan 2 kasus MS di RSUP M. Djamil, PAdang. KAsus 1. Wanita berumur 55 tahun dengan keluhan lemah keempat anggota gerak terjadi perlahan sejak 1 tahun yang lalu disertai rasa baal dari daerah klavikula ke bawah. Bebarapa bulan kemudian buta secara perlahan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tetraparesis tipe upper motor neuron (UMN), anopia bilateral, dan papil atrofi primer. MRI kepala dan medula spinalis menunjukkan lesi multipel di regio periventrikel lateralis dan lesi multipel dari C5 sampai T5.Pasien didisagnosi sebagai MS tipe primary proggresive. Kasus II. Wanita umur 30 tahun dengan keluhan lemah kedua tungkai dan penglihatan terganggu. Keluhan seperti ini pernah dirasakan pada 4 tahun yang lalu, namun perbaikan. Dari pemeriksaaan fisik didapatkan paraparesis tipe UMN. MRI kepala dan medula spinalis menunjukkan lesi multipel di area perioventrikel lateralis dan lesi multipel setinggi C3 sampai T2. Pasien didiagnosis sebagai MS tipe relaps remitting. Kedua kasus didiagnosis sesuai dengan kriteria Mc DOnald revisi 2010. Kriteria Mc Donald tersebut memungkinkan diagnosis MS secara dini dengan spesifitas dan sensitivitas yang tinggi. Walaupun Indonesia memiliki keterbatasan dalam pemeriksaan yang mengarah ke MS, namun diagnosis MS harus dapat ditegakkan untuk terapi yang tepat kepada pasien.

Kata kunci: Kriteria Mc Donald, MRI, Multipel Sklerosis



Untuk full pdf nya bisa didownload di link berikut:

atau


0 komentar:

Kilas Balik Valentine Day : Cinta atau Nafsu?"


Kilas Balik Valentine Day : Cinta atau Nafsu?"



Satu minggu yang lalu, salah seorang pengurus FULDFK menghubungi untuk mengisi materi di kajian KARIMAH. Cukup kaget dan ga tau mau ngasih apa sebenarnya. Sampai si adek yang menghubungi memberikan judul dan sub temanya. Alhamdulillah ada panduan dan kerangka sehingaga memudahkan untuk menyusun materi. Berikut ini adalah materi yang diberikan pada acara Karimah:


Valentine’s day itu merupakan budaya barat!

Valentine itu untuk menunjukkan kasihsayang!

Banyak alasan orang merayakan valentine, biar dapat pacar, ikut-ikutan atau pengen dianggap gaul.
Apapun alasanya, sebagai seorang muslimah tentunya kita harus tau mengapa ada perayaan valenti? Bagaimana sejarahnya? Dan semua yang berhubungan dengan valentine, baik yang berpendapat itu positif maupun negative.

Singkatnya, Valentine’s day itu bukan hanya budaya barat, tetapi penghargaan pada seorang pendeta yang bernama Valentine yang menikahkan pasangan dan tidak ikut berperang pada masa Raja Romawi Claudius II. Pendeta Valentine menikahkan pasangan-pasangan tersebut secara sembunyi-sembunyi dan kemudian dihukum mati oleh Raja Romawi Claudius II pada tanggal 14 Februari 270 M. Jadi bila kita ikut merayakan, artinya ikut merayakan tradisi agama lain, bernostalgia dengan seorang pendeta bernama Valentine.

1. Hakikat cinta sesungguhnya
Pemahaman banyak orang dengan menyamakan Valentine’s day dengan hari kasih sayang, tentu salah besar. Sikap kita sebagai seorang muslimah dalam menghadapi fenomena ini adalah dengan menggali kembali, apakah di dalam agama kita memang mengkhususkan 1 hari, dan itupun bukan menurut kalender Hijriyah sebagai hari kasih saying.
Islam secara lengkap mengajarkan mengenai kasih saying. Contohnya, sebelum memulai pekerjaan kita awali dengan “bismillah” yang artinya dengan menyebut nama Allah Yang MAha Pengasih lagi Maha Penyayang.. Dan kita tidak perlu menunggu 1 hari tersebut hanya untuk mengklaim  sebagai hari kasih saying.

Jangan terjerumus dengan sesuatu yang “in” tetapi menggadaikan akidah kita. Banyak muslimah di luar sana, bahkan itu mungkin teman kita atau orang terdekat yang sibuk mempersiapkan diri untuk menyambut “hari kasih saying” tersebut. Bahkan mereka rela dijadikan pelampiasan nafsu oleh pasangannya. Ya, 14 Februari sudah identic dengan free sex. Bahkan sebelum hari tersebut, dijalanan dibagikan kondom gratis, yang akan diartikan sebagai sikap melegalkan seks di luar nikah. Nauzubillah mindzalik.

Mendekati hari tersebut, social media akan gencar memberitakan “Valentine’s day” menjadi hype, sehingga banyak remaja yang akan ikut dalam gelombang kampanye tersebut, karena merasa sesuatu yang in identic dengan gaul dan tidak ketinggalan zaman. Semoga kita terjauh dari hal-hal seperti ini.
Menurut KBBI, cinta adalah:
  1. suka sekali; sayang benar: orang tuaku -- kepada kami semua; -- kepada sesama makhluk
  2. kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan): sebenarnya dia tidak -- kepada lelaki itu, tetapi hanya menginginkan hartanya
Tuntunan kita, Nabi besar Muhammad SAW mencontohkan pada kita dalam berkasih saying kepada sesame dengan mengucapkan salam ketika bertemu sahabat, beliau juga murah senyum terhadap sesame, dan kadang memberi hadiah. Sahabat Rasulullah SAW pada suatu waktu setelah kajian dengan Rasulullah menyalami sahabat yang lain sambil mengucapkan salam, tetapi melewati Umar bin Khatab, akhirnya Umarlah yang terlebih dahulu menyapa dan mengucapkan salam.  Kejadian tersebut sampai berulang, yang kemudia ditanyakan oleh Umar, mengapa Abu Bakar, bersikap lain terhadapnya. Kemudian dijawablah oleh Abu BAkar, Allah memuliakan bagi siapa yang mengucapkan salam terlebih dahulu, dan Abu BAkar ingin kemuliaan tersebut diberikan Allah pada Umar. MasyaAllah. Sungguh luar biasa kisah Rasululah dan sahabat dalam mencontohkan kasih saying sesama manusia

Nah, kalo bicara mengenai hakikat cinta dengan lawan jenis.  Cinta yang dimaksud di sini masih bermakna fitrawiyah, dimana ada sebuah bentuk perasaan ketika seseorang merasa ingin mengasihi dan menyayangi sesamanya makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Cinta memang selalu mengikuti tujuan orang yang memakanainya. Ketika cinta itu dilandaskan kepada Allah dan Rasul-Nya maka cinta yang seperti ini merupakan cinta yang mulia bahkan menjadi derajat cinta yang paling tinggi selain cinta-cinta kepada selain-Nya.

Dan orang-orang yang beriman lebih cinta kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165) Tapi ketika cinta ini dilandaskan kepada yang selain-Nya sehingga melalaikan dan melupakannya dari mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala maka jenis cinta ini merupakan jenis cinta yang tercela dan menempati derajat cinta yang rendah dan hina. Wal iya’udzubillah….bahkan bisa mengakibatkan kita terjatuh ke dalam lubang-lubang kesyirikan yaitu menyekutukan Allah subhanahu wa Ta’ala dengan selain-Nya yang sebenarnya tidak pantas kita cintai melebihi cinta kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

2. Manajemen rasa dengan lawan jenis
Rasa suka terhadap lawan jenis itu fitrah dan lumrah. Tapi sebagai muslimah tentu kita harus pandai mengaturnya. Jangan sampai rasa cinta kita ke makhluk menandingi cita kepada Allah.

Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)

Tentunya Cinta yang diandasi iman kepada Allah subahanhu wa Ta’ala, cinta yang akan menghasilkan kebaikan yang banyak dan sangat berharga.

Ketika ada rasa tertarik terhadap lawan jenis, kita harus bias mengelolanya dengan baik.  Bahkan anak SD pun bias menyatakan ketertarikannya terhadap lawan jenis. Bias gawat bila salah mengelolanya. “Virus Mejah Jambu” ini akan semakin dalam, dan bias menyebabkan kita jauh dari tuntunan seharusnya.

 3. Yang harus seorang muslimah lakukan ketika jatuh cinta
Islam telah mengaturnya dengan baik. Yang perlu kita lakukan adalah memperhatikannya, menjalankannya, dan pada gilirannya menerima kebaikan yang terkandung didalamnya.Bagi kamu yang belum sanggup menikah, tapi sudah memiliki rasa cinta.

Sebagai halnya fitrah kita menuntut ilmu atau berbuat baik. Jatuh cinta pun fitrahnya manusia, namun jangan terlena dan menikmati ritme yang tercipta setelah itu.  Mungkin dimulai dengan rasa kagum, kemudian berlanjut untuk mengenal lebih jauh, kemudian berkirim pesan. Ya walaupun pesan-pesan tersebut berisi ajakan kebaikan atau hal positif  lainnya, tapi berlkhalwat di era digita saat ini bukan hanya berduan dengan non mahrah di suatu ruangan, tetapi bias juga dimaksudkan di ruang chat (Chat room). Baik melalui WA atau Line, atau media social lainnya. Janganlah membuka keran hijab keakraban. Ini berfungsi agar kita tidak memerangkapkan diri sendiri ke dalam urusan yang nantinya dapat menjerumuskan ke masalah yang lebih ribet. Bisa dari hal-hal yang terlihat kecil (atau bahkan “islami”), tapi efeknya sangat panjang dan besar.

Prinsipnya : jauhi kemungkinan yang paling buruk dalam soal cinta. Usia remaja dan dewasa awal ini cinta selalu bergandengan erat dengan nafsu. Hal ini kemungkinan karena pengaruh hormonal dan cinta itu sendiri. Sudah bukan rahasia lagi bila cinta sering bercampur dengan nafsu. Karena campur aduk inilah, banyak orang mengatasnamakan cinta untuk menutupi nafsunya. Bila nafsu sudah selesai, selesai pulalah cintanya.

4. Cara menyembuhkan penyakit cinta yg berlebih pada lawan jenis
Cinta berlebihan. Mhmmm, maksudnya ngefans, sampai lupa dengan yang Utama ya?
Jamaah itu penting, di saat kita jatuh ke dalam “virus merah jambu” sahabat atau saudara seiman seharusnya, bahkan berkewajiban mengingatkan. Berkumpullah dengan orang baik. Mereka mampu menemani dalam menghadapi problematika cinta. Mereka tak akan menjerumuskan ke neraka dengan memprovokasi kamu untuk melepas kekang atas cinta. Mereka selalu mengingatkan pentingnya berkorban untuk cinta yang lebih besar. Cinta Hakiki. Cinta Ilahi Rabbi.

Berdoalah. Cinta adalah ciptaan Allah. Dia yang menguasainya. Dia yang mampu mencabut / menyemainya dalam hati kita. Kepada-Nya kita bertawakal, berserah diri, dan berjuang. Yaa, kita harus berjuang menjaga kemurnian cinta hingga tiba waktunya cinta dirangkai dalam lembaga pernikahan.


Di saat sahabat kita  mulai tergoda dengan “virus” tersebut rangkullah sahabat kita, jangan biarkan dia sendiri menghadapinya

5. Mudharatnya berpacaran
Pacaran itu dekat dengan zina. Tentunya diawali dengan zina mata. Hukum pacaran ditegaskan Haram.
Pacaran identic dengan berdua-duaan. Rasulullah bersabda:
“Tidak boleh antara laki-laki dan wanita berduaan kecuali disertai oleh muhrimnya, dan seorang wanita tidak boleh bepergian kecuali ditemani oleh muhrimnya.” (H. R. Muslim)

Islam melarang adanya pacaran di antara mereka yang mukan muhrim karena dapat menimbulkan berbagai fitnah dan dosa. Oleh sebab itu, Islam mengatur hubungan antara lelaki dan perempuan yaitu hubungan mahram dan non mahram

Sebagai mana kalimat pembuka bagian 6 ini,  bahwa pacaran dekat dengan zina. Baik laki-laki maupun perempuan harus menjaga pandangannya.
Rasulullah SAW berkata kepada Ali: Hai Ali, janganlah ikuti pandangan pertama dengan pandangan kedua. Karena pandangan pertama untukmu (dimaafkan) dan pandangan kedua tidak untukmu (tidak dimaafkan).” (H. R. Abu Dawud).

Selain zina mata, zina hati dan pikiran juga terjadi, memikirkaan betapa bahagianya bila dikirimin pesan atau membayangkan wajah satu sama lain.

Mudharat kedua , menghilangkan konsentrasi. Banyak yang berdalih bahwa pacaran dapat meningkatkan semangat belajar atau bekerja. Apakah benar demikian? Nyatanya, pacaran itu hanya menguras otak dan membuyarkan konsentrasi. Fokus belajar justru hilang dan pekerjaan jadi terabaikan. Pacaran itu tidak mudah, sebab melibatkan dua kepala, bahkan bisa tiga, empat, dan seterusnya, dengan prioritas utama adalah “bagaimana-caranya-membahagiakan-si-pacar.”
Akibatnya, berbagai cara dilakukan hanya demi membuat senang satu sama lain. Rela meninggalkan pekerjaan dan membuang waktu belajar hanya demi menemani sang Pacar berjalan-jalan. Jika suatu saat terjadi yang nama perselisihan, justru akan memicu stres yang menyebabkan semangat belajar menjadi hilang.

Bahkan hanya dengan memikirkan si Pacar saja sudah banyak menyita waktu dan membuatnya terbuang secara sia-sia. Padahal, tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah melanggar perintah Allah SWT dan hanya menumpuk dosa semata.

Yang ketiga yaitu penyebab banyak kerugian. Salah satu bagian daripada budaya pacaran itu adalah usahanya memberikan kebahagian bagi pasangan padahal tanpa ia sadari itu hanya sia-sia. Rela menghabiskan waktu, uang dan harapan hanya demi seseorang yang bahkan belum tentu adala jodohnya. Padahal, lebih baik jika waktu itu digunakan untuk beribadah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Yang keempat menganggu kehidupan masyarakat. Pernah dengar kos-kosan campu?bebas? pasangan mesum tertangkap. Saat ini tidak asing lagi. Sering malah ada di berita. Betapa mirisnya kita sebagai makhlus yang berilmu pengetahuan, dengan mudahnya mengikis moral, rasa malu, rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, tidak mengutamakan harga diri.

Yang kelima, melemahkan iman, banyak waktu dihabiskan hanya untuk sang Pacar. Cinta setengah mati, katanya. Sampai-sampai cinta pada Sang Pemilik Nyawa pun terabaikan. Setiap hari hanya mengingat wajah kekasih, namun lupa pada Allah SWT. Naudzubillah,  sungguh yang demikian  sudah menjadi orang yang tersesat.Banyak mudharatnya berpacaran dibandingkan manfaatnya.

6. Bagaimana menangani fenomena muslimah masa kini yang sedikit2 ngomongin cinta dan baper (bagaimana cara mengingatkannya?)

Forum atau lingkungan memberikan pengaruh yang sangat besar membentuk kepribadian seseorang. Kenapa lingkungan? Bila kita berada di dalam lingkungan yang bicara cinta, kita akan ikut membicarakannya, ikut memikirkan sesuatu yang berhubunngan dengan cinta. Lalu bagaimana bila di lingkungan tersebut tidak dengan serta memberikan solusinya, yang tinggal hanyalah kegalauan.

Sibukkan diri dengan hal yang positif dan bermanfaat sehingga kita tidak akan berbuat yang sia-sia.

Bila ingin bicara cinta, tentunya kita akan langsung berpikiran itu mengenai lawan jenis. Tetapi ingatlah, cinta yang hakiki adalah cinta kepada Allah. Allah tidak akan pernah mengecewakan hambanya, berbeda dengan manusia. Cinta terhadap manusia fitrah, tapi kefitran itu dikelola dengan baik sesuai dengan tempatnya. Bila belum siap menikah, banyak2 beristigfar dan berpuasa sesuai dengan tuntunan nabi. Bila siap menikah, jalani dengan ilmu.



Sumber:
1. KBBI
2. Dari Berbagai Sumber



0 komentar: