TRAVELING KERJA KE ACEH-Pilihan Destinasi Wisata?

Apakah Aceh sebagai salah satu tujuan wisata dalam negeri? Sebagian bisa menjawab ya, sebagian lagi mungkin memilih tidak. Jujur sebelumnya saya tidak pernah memasukkan Aceh sebagai salah satu destinasi wisata saya. Sepertinya efek Tsunami pada tahun 2004 masih menyisakan  trauma bukan hanya bagi masyarakat Aceh, tetapi juga untuk masyarakat di Luar Aceh.

Saya yang tinggal di Sumatera Barat, yang saat ini berdomisili di Kota Padang, yang dikenal juga sebagai supermarket bencana, tidak memasukkan Aceh sebagai salah satu destinasi wisata, apalagi masyarakat yang tinggal di kota yang selama ini tidak banyak bencana. Sumatera Barat pun juga pernah mengalami gempa besar tahun 2009, kemudian setiap tahun ada gempa-gempa kecil yang skalanya lebih kecil.

Walaupun sudah pernah sama-smaa merasakan efek gempa, tetapi rasanya gempa di daerah sendiri dibandingkan daerah orang walaupun sama-sama Sumatera atau sama-sama Indonesia, tetap saja menimbulkan perasaan was-was lain. Februari akhir tahun 2019, workshop diadakah di kota Padang, tepatnya di Hotel Mercure, pesertanya dari berbagai fakultas kedokteran yang ada di Sumatera kecuali Lampung. Saat teman-teman sudah di Padang, sempat digoncang gempa sebanyak 3 kali dengan skala kecil. Akhirnya, wisata ke Pulau Mandeh hampir batal diakibatkan mereka ketakutan. Termasuk teman-teman yang dari Aceh, mereka ga mau yang ada pantai dan laut-lautnya, dan jadinya jalan-jalan ke Pagaruyung dan Bukittinggi.

Nah.. di tahun 2020 ini, muncul wacana apakah kita akan workshop di Belitung atau Aceh. Kembali galau lagi nih, karena kita sudah pernah di Belitung, Aceh belum pernah (pernah sih.. tapi sayanya belum 😊). Teman-teman dari Aceh mulai bergerilya di grup whatsapp nunjukin foto tempat wisata di Aceh…setelah polling terpilihlah Aceh. Mulailah cari-cari tiket..dan ternyata ga ada flight langsung, harus transit di Bandara Kualanamu, Medan. Perjalanan ke Acehnya ga lama, tapi jam transit yang lama membuat perjalan ini menghabiskan waktu 5-7 jam termasuk dengan transitnya.
Dari Padang transit di Medan, makan siang dan sholat di bandara. Berikut foto-foto di Bandara Kualanamu, bandara Internasional ini desainnya seperti di terminal 3 Soekarno Hatta, bersih, termasuk toilet dan musholla nya.
 Dokumen Pribadi- Transit 

Dokumen Pribadi-Ada Playgorundnya, di sebelah restoran AW
Dokumen Pribadi-Yang nganterin bisa sampai lantai atas itu.

Dokumen Pribadi- Ada mobil golfnya juga
Dokumen Pribadi- Bandara Kualanamu
Dokumen Pribadi-Photobooth lagi "Start from KN"

 Sekitar pukul 14.30 boarding, karena check in online pilihlah tempat duduk  2A dan  2 B,  paling depan, decant sama pintu keluar.. hehhe (milih depan biar cepat nyampe kali ya). Luas buat kaki, dan penerbangan dengan Lion ini juga disediakan hiburan, yang biasanya hanya bisa dinikmati bila dengan pesawat Garuda ataupun Batik, nah sekarang dengan pesawat Lion bisa juga, walaupun pakai device kita sendiri, tapi lumayanlah buat hiburan.

Dokumen Pribadi- Memang lebih luas


Inflight entertainment Lion Air ini bernama AIRFI Indonesia. Kita bisa dapatkan hiburan yang disediakan berupa film, berita, music video, magazine, games dan Instagram. Selain panduan dari pramugara dan pramugari, petunjuk penggunaannya juga disediakan di depan kursi masing-masing.


Dokumen Pribadi-Petunjuk Penggunaan Pribadi

Cara terhubung dengan jaringan AIRFI cukup mudah, handphone tetap harus flight mode ya. Tekan wi fi, kemudian pilih jaringan “LION AIR”, buka browse pada perangkat handphone, lalu ketikkan “airfi.aero” Setelah terhubung kita bisa menikmati pilihan hiburan yang tersedia. Layanan ini tersedia setelah lampu sabuk pengaman dimatikan (setelah lepas landas) sampai lampu pemakaian sabuk pengaman dihidupkan kembali. Petunjuk singkat dan FAQ nya juga disediakan di brosurnya.

Sampai di Bandara Sultan Iskandar Muda jam 15.30. Selama ini ga pernah kepo sama desain bandara dan ga pernah diperhatikan juga. Kalau di Sumatera Barat, bandarnya bernama Bandara Internasional Minangkabau atau biasa disingkat dengan BIM (dengar-dengar mau ganti nama dengan nama pahlawan, tapi belu diresmikan) bertemakan gonjong. Nah di Banda Aceh, nama bandaranya yang namanya Bandara Sultan Iskandar Muda mengusung tampilan kubah masjid.

Dokumen Pribadi- Tampak jauh tampilan kubah mesjid di Bandara Sultan Iskandar Muda


Dokumen Pribadi- Photobooth Di Bandara Sultan Iskandar Muda



Dokumen Pribadi-Antri bagasi, sempetin foto dulu

Setelah ambil bagasi tawar menawar taksi. Kami yang dari Padang, dari Pekanbaru dan dari Medan satu pesawat menuju Aceh.

Sekitar 30 menit sampai di Hotel Kryad Muraya, Hotelnya berada di pusat kota. Dekat ke mana aja, termasuk ke Mesjid Raya Baiturrahmah. Suasana lobinya menyenangkan. 
Dokumen Pribadi-Tampilan Lobby

Dokumen Pribadi-Lobby dekat lift
Dokumen Pribadi-Tampilan Lantai 8 di depan Lift


Saya dan teman sekamar dapat kamar lantai 8. Kamarnya bersih dan cukup luas. Tapi sayaang, kamar mandinya mungkin lebih cocok biat pasangan honeymoon deh, karena tidak tertutup, wastafelnya di luar.
  
Dokumen Pribadi- Lumayan luas ya kamarnya
Dokumen Pribadi-Cahaya matahari masuk kamar
Dokumen Pribadi-Wastafelnya di luar

 Istirahat sebentar, karena nyampe hotel sudah jam 17.00, nunggu magrib, jam 19.00 ngumpul lagi di lobi untuk makan sate, di Warung Sate Matang D’Wan. Bagi saya dari padang, mungkin lebih familiar dengan sate padang, atau sesekali makan sate madura. Nah Sate Matang ini, kuahnya kacang, kemudian ada kuah soupnya, yang bisa juga diminta tulangan dan lemaknya. Makan sate pakai nasi. Satenya enak dan pengunjung warung sate ini rame. Karena kami rombongan, teman-teman dari Aceh sudah booking sebelumnya.

Dokumen Pribadi- Sate D'Wan
Dokumen Pribadi-Pelayannya sibuk mondar mandir mengantarkan pesanan
Dokumen Pribadi- Muka kelaperan atau muka kekenyangan? :)

Oiya lanjut balik ke hotel setelah makan malam. Ada yang luar biasa dari pelayanan hotel ini, yaitu layanan antar jemput untuk sholat di masjid Baiturrahmah. Satu hari sebelumnya kita daftar di reseptionis, bisa juga lewat telpon, dengan menyebutkan nomor kamar dan berapa orang yang ikut. Pukul 4.30-4.45 hotel akan melakukan morning call, kemudian mobil shelternya akan mengantarkan pukul 4.55. Tidak sampai 5 menit sampai di masjid. 

Dokumen Pribadi- Sholat subuh berjamah di mesjid

Untuk pulangnya mobil shelter akan menjemput pukul 06.00 dan 06.15. Tapi kami memilih untuk jalan kaki. Jalan kakinya ga jauh, sambal nyantai 15 menit juga sampai, itupun sempat mampir beli nasi gurih yang ada di dekat masjid. Nasi gurih ini nama lainnya nasi uduk atau nasi lemak, lauknya bisa dipilih dendeng, telor dadar, telor balado dan lain-lain.. Lupa motoin.
Dokumen Pribadi- Nasi gurih dan sanger

Setelah makan nasi gurih, kami lanjut jalan kaki ke hotel, menyenangkan juga jalan nya, sambal motion kota Banda Aceh dengan suasana subuh sekaligus bisa menghirup udara segar. Ternyata jalan kaki yang sedikit itu butuh ganti kalori juga ya.. hihihi,, setelah ganti baju, sarapan lagi di hotel. Acara sampai sore mengikuti workshop dengan khusyuk. Malam ini makan di luar lagi. Luar biasa servisnya teman-teman dari Aceh. I lop u full.
Dokumen Pribadi-Suasana jalanan di pagi hari

Dokumen Pribadi-Reflection


Ngumpul di lobi pukul 19.00, kemudian lanjut ke tempat makan. Kami makan malamnya di Lem Bakrie, bagi yang tau atau mengikuti tempat instagramnya Lem Bakrie, tempat makan ini hanya buka sampai jam 15.00. Tapi demi menjamu kami, teman-teman dari Aceh minta agar bisa buka untuk makan malam. Dan ya.. isi tempat makannya hanya kami, peserta workshop.

Dokumen pribadi-Warung Nasi Lem Bakrie

Dokumen Pribadi-Pintu masuk utama Lem Bakrie

Menu di Lem Bakrie ini macam-macam, dan semuanya patut buat dicoba.
Dokumen Pribadi- Menunya: Udang, Ayam tangkap, dan ayam masak kampung
Dokumen pribadi- Macam-macam sambel: ikan keumamah, sambal daun melinjo dan sambal asam udeung

Ncus lanjut di hari berikutnya, pagi ini dimulai dengan sholat subuh di masjid, kemudian lanjut workshop. Makan malam kali ini pun istimewa, kami dibawa ke Loknga, merupakan daerah pantai. Pantainya bersih, agak was-was, karena waktu berangkat kami disambut berkah hujan, Alhamdulillahnya pas nyampe Loknga, sudah mulai reda. Jadi masih bisa foto-foto di pantai. Foto grup, sampai menyelamatkan anak penyu tang terjebak jaring-jaring.
Dokumen Pribadi-Pantai Loknga
Dokumen Pribadi-BFF

Dokumen Pribadi-Viewnya
Dokumen Pribadi- Foto grup
Dokumen Pribadi- Di samping kiri ada yang foto prewed
Dokumen Pribadi- Menyelamatkan penyu yang terjebak jaring-jaring
Dokumen Pribadi- Foto grup lagi
Dokumen Pribadi- Gerimisnya aja keren apalagi kalau cerah

Dokumen Pribadi-Ini tempat makannya

Dokumen Pribadi- Bisa foto juga di sini

Dokumen Pribadi-banyak disediain photobooth

Setelah foto-foto, dilanjutkan dengan makan malam dengan menu ikan, kepiting, sayur kangkong, udang, dan minumnya kelapa muda dan teh hangat. Saking laparnya lupa foto makanannya, Cuma sempat foto cemilan kentang goreng.
Dokumen Pribadi- Cemilannya, menu utama karena udah kelaparan ga sanggup lagi foto

Pulang kembali ke hotel yang kemudia lanjut besoknya pulang ke Padang. Teman-teman yang lain lanjut wisata ke Sabang. Dari foto-foto di grup seru sekali. Bahkan, ada sertifikatnya lho kalo kita sampai di Kilometer 0.

Semoga lain kali ada kesempatan untuk mengunjungi Sabang. Terima kasih buat teman-teman yang dari Aceh, pelayanannya super excellent. Oiya jadi kesimpulannya gimana, bisa ga Aceh dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata pilihanmu? Dari review yang saya tulis, bisa dong ya. Makanannya enak, lokasinya wisatanya juga masih virgin. Semoga pemgelolaannya lebih baik lagi.


18 comments:

  1. Masya Allah mba', saya sebagai orang asli dr Aceh senang sekali kalau ada yg buat tulisan tentang Aceh ☺

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baru pertama kali ke Aceh..luarbiasa...yang PALING nagih ke mesjid subuh2

      Delete
  2. Pengen banget ke aceh, semoga ada kesempatan 😁

    ReplyDelete
  3. Ikutan Mba Difa juga ahhh
    Seneng kalo ada yg nulis kunjungan ke aceh. Ditunggu kunjungan selanjutnya Mbaa😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di aceh juga ya kak? Banda aceh kak? 😁

      Delete
    2. InsyaAllah, bila ada kesempatan mau ke Aceh lagi. belum sempat ke Sabang nya

      Delete
  4. Masyaallah tabarakaullah keren bgt tulisannya, jd serasa ada di aceh... Nice sharing mba🤩👍

    ReplyDelete
  5. masya allah, seru banget...
    kalau lagi ke tempat atau destinasi baru itu yang kudu dicoba kulinernya...
    keaneka ragaman kuliner nusantara ini bikin pingin cobain semuaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyuup mba, bener bgt. aku pas di Lem Bakrie, nyobain semua makanannya

      Delete
  6. jadi pingin ke Aceh nih, kayany kulinerannya mengoda hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba.. aku biasanya picky eater tapi di Aceh aku bisa nyobain smeuanya

      Delete
  7. Replies
    1. Semoga ada kesempatan untuk berkunjung ke Aceh Mba

      Delete
  8. Masya Allah, semoga saya bisa ke aceh juga mba

    ReplyDelete
  9. bagunya Aceh masya Allah, aku jadi tau nih mba kalo suatu saat ke Aceh mau menginapnya di Hotel Kryad ini kayakya nyaman. Udah gitu kulinernya juga mantap ya, ada ayam tangkap hihi unik

    ReplyDelete
  10. Masya Allah, bru pertama baca review wisata aceh, keren bgt apalagi pemerintahannya yg 100% islami.

    ReplyDelete
  11. MasyaAllah.. seru banget pengalamannya...

    ReplyDelete