Bukan Review Drama Korea: Itaewon Class

Benar ini bukan review drama Itaewon Class. Hanya ingi bercerita mengapa saya yang insaf ga mau nonton Korea lagi (karena kalau drama, makan waktu) akhirnya nonton drama ini. Awalnya nonton di Youtube mengenai finansial di ZAPFinance TV di https://www.youtube.com/watch?v=wyfp6TLugMI, kemudian cek, beneran ini mengenai masalah finansial atau investasi atau semacamnyalah.
Salah satu scene di Drakor Itaewon Class

Akan tetapi saya bukan akan membahas mengenai finansial juga, karena belum cukup ilmu juga untuk menuliskannya. Yang menjadi perhatian bagi saya, pada episode pertama, bagaimana seorang ayah rela merendahkan dirinya demi seorang anak tetap memegang prinsipnya. Seorang ayah yang menyayangi anaknya, tetapi bukan menghalalkan segala cara bahkan mengacaukan kepribadian dan prinsip yang telah ditanamkan dari kecil. rela dipecat, dan rela anaknya dikeluarkan dari sekolah, demi anaknya memiliki harga diri.

Berbanding terbalik dengan sosok ayah satu lagi. Ayah yang menyayangi anaknya, akan tetapi tidak mengontrol perilaku anaknya dan membenarkan semua perbuatannya, bahkan menutupi kesalahannya. Mungkin tujuannya karena sayang, akan tetapi hal tersebut membuat anak tidak mampu untuk menimbulkan empati dan simpati. 

Scene ini sangat menggelitik saya untuk menuliskan di blog, karena dalam keadaan wabah saat ini, kita terpisah dari orang tua. Ada yang bertahan di kos, karena takut pulang kampung dan menulari orang tuanya. Akan tetapi ada juga yang pulang karena diminta orangtuanya, karena orangtuanya kasihan melihat anaknya sendirian, rawan kelaparan kalau ga ada orang jualan. Agak ekstrim memang membandingkan drama tersebut dengan sikap kita sekarang, tapi hal itulah yang terjadi saat ini. Sahabat saya membatalkan pulang kampung/mudik karena khawatir akan tertular dan menulari orangtuanya. Ya pilihan sikap seperti inipun tentu ada dasarnya. Bila pulang kampung, misalnya mahasiswa yang ngekos, ya harus disiplin dengan isoloasi mandiri.

Ya, walaupun saat ini kita bertahan dengan #dirumahaja, kita masih berkesempatan untuk menghubungi orang tua melalui telepon atau video call.

0 komentar: