Mengenal Corona Virus, Gejalanya dan Tindakan Preventifnya

Corona virus, terkenal banget doi belakangan ini. bahkan Keponakan saya yang berusia 1.5 tahun bisa menyebutkan si corona ini.
Pic from canva. Mengenal Corona Virus
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui. 

Pic from canva. Gejala umum dari Covid-19
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.


Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.
Pic from Canva. Ini yang dikenal OTG (Orang Tanpa Gejala)

Ya beberapa yang terinfeksi akan menunjukkan gejala, beberapa tidak menunjukkan gejala. Beberapa istilah mengenai klasifikasi pasien atau orang yang dicurigai Covid-19:
  1. Pasien dalam Pengawasan atau dikenal dengan singkatan PDP
  •   Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam (≥38C) atau riwayat    demam; disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti: batuk/ sesak nafas/ sakit    tenggorokan/ pilek/ /pneumonia ringan hingga berat. 
             DAN 
          tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan 
     
          DAN 
        pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala, memenuhi salah satu kriteria berikut: 
        - Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di luar negeri yang melaporkan transmisi loka
        - Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal di Indonesia

  •   Seseorang dengan demam (≥38oC) atau riwayat demam atau ISPA DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi atau probabel COVID-19;
  • Seseorang dengan ISPA berat/ pneumonia berat*** di area transmisi lokal di Indonesia** yang membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
2. Orang dalam Pemantauan  (ODP)
Seseorang yang mengalami demam (≥38 0C) atau riwayat demam; atau gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk. DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan. DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala, memenuhi salah satu kriteria berikut: a. Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di luar negeri yang melaporkan transmisi lokal*; Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal di Indonesia**

3. Kasus Terkonfirmasi (positif Covid-19)
Seseorang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan laboratorium positif.

4. Orang Tanpa Gejala (OTG)
Yang masuk ke klasifikasi kelompok ini merupakan orang yang kontak erat dengan pasien terkonfirmasi. Tenaga medis, keluarga yang berkontak merupakan OTG.


Pic from canva. Pasien yang berisiko 
Semua orang bisa terinfeksi oleh virus ini. Dari laporan yang update dari bayi sampai lansia bisa terinfeksi virus ini. Oleh karena virus ini baru, maka para ilmuwan sedang mempelajari sifat virus ini. Berdasarkan kasus yang terkonfirmasi dan yang meninggal, dilaporkan bahwa pasien dengan komorbid (penyakit penyerta) seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, dan penyakit lainnnya lebih berisiko dibandingkan yang tidak memiliki komorbid.



Pic from Canva. Kapan seharusnya meminta pertolongan dokter
Awal Maret, beberapa orang mungkin masih acuh dengan kondisi ini, bahkan saat WHO menyatakan bahwa Covid-19 bukan lagi outbreak tapi pandemi. Beberapa orang mengalami keadaan cemas berlebihan, hipokondriasis, merasa memiliki gejala Covid-19. Pertengahan Maret, orang-orang beranggapan "kentut lebih mulia dari batuk atau bersin". Sebalum Covid-19, kentut di tempat umum merupakan hal yang tidak sopan, saat ini batuk/bersin/flu dianggap Covid-19. Semua orang langsung menghindar, takut tertular.

Kapankah harus ke dokter? Apakah setiap batuk langsung dicurigai COvid-19 lalu dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19? tentunya tidak. Anamnesis atau wawancara antara dokter dan pasien harus kuat, semua gejala dan kemungkinan kontak harus ditanyakan. Tentunya diharapkan pasien jujur dengan gejala dan riwayat perjalanannya. Apalagi saat ini beberapa daerah dinyatakan sudah ada transmisi lokal. PAsien yang berobat harus sadar dengan siapa saja dia berkontak, apakah berkontak dengan pasien yang terkonfirmasi atau PDP. Jangan abai, karena beberapa pusat layanan kesehatan seperti klinik, puskesmas bahkan rumah sakit terpaksa tutup dan mengisolasi karyawannya, karena salah satu atau beberapa orang karyawannya terkonfirmasi positif Covid-19.

Bila keadaan di atas terjadai siapa yang rugi? Semuanya. Pelayanan dihentikan, pasien-pasien yang memerlukan bantuan harus di pindah ke fasilitas kesehatan lain. Beberapa pasien memang "terpaksa" kontrol teratur karena memang harus mengkonsumsi obat.

Pic From Canva. Tips untuk memutus rantai penyebaran
Cara memutus rantai penyebaran corona virus ini yaitu:
  1. Dengan mencuci tangan dengan 6 langkah (20 detik) dengan sabun dan air mengalir atau dengan handsanitizer. 
  2. Virus ini memang bukan disebarkan melalui udara, virus juga perlu inang untuk hidup. Akan tetapi bila virus tersebut dan inangnya hinggap di permukaan benda-benda, virus ini mampu bertahan beberapa jam-beberapa hari. Jadi semua benda yang dibawa ke luar rumah, lakukanlah desinfektan secara teratur.
  3. Keluar rumah bila memang perlu. Saat keluar rumah gunakan masker. Bila masih bisa menggunakan pemesanan online, lakukan pemesanan secara online. beberapa supermarket besar membuat aplikasi agar konsumen bisa belanja dari rumah.
  4. Uang merupakan media penyebarannya, karena itu gunakan cashless
  5. Pemesanan online lakukan desinfeksi pada binkisannya baru dibuka.

Sumber: Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19). Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Maret 2020

#Coronavirus #Covid-19

0 komentar: