Ramah Tamah


Indonesia terkenal dengan keramahannya. Benar ga sih? Atau sudah semakin cuek dengan sekitar. Apakah media sosial yang kadang atau bahkan sering kita baca, dengan sebebasnya berkomentar bahkan bila bertemu langsung dengan orang yang dikomentari ga sanggup ngomong seperti itu. Bahkan ada yang kadang karena viral dengan mengomentari urusan orang lain jadi ketagihan melakukan hal yang sama, dengan kadar kejulitan yang makin meningkat. Setidakpeduli itukah kita dengan perasaan orang lain yang kita komentari?

Kita memang tidak bisa berekspektasi sama manusia, karena banyak aspek yang mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Mungkin saja ada yang dengan sengaja berbuat sesuatu, agar ada orang lain yang berkomentar, kemudian viral, kemudian engagement ratenya meningkat, dapat endorse, cuan masuk. Apakah budaya hormat-menghormati, budaya mengahargai privasi orang lain terkikis dengan hal seperti ini. Hikmah apa atau pelajaran apa yang didapatkan oleh orang yang melihat atau membaca postingan tersebut? Masih bertanya-tanya dengan keadaan seperti ini. Apakah akan muncul sikap peduli atau bahkan apatis terhadap suatu keadaan?

Saya sendiri melihat keadaan ini menjadi tidak ingin berharap pada manusia. Biasa saja. Sudah mengarah ke apatis, tapi semoga tidak ya. Karena saya yakin masih banyak orang baik dan peduli, punya empati dan bisa menjaga lisan dan perbuatannya. 

Semalam saya perlu ke ATM untuk mengambil uang cash. Berhubung parkir mobil agak jauh dari parkiran motor. Saat saya keluar mobil, ada pengendara motor yang masuk dan parkir, yang bertujuan sama dengan saya yaitu mengambil uang. Karena jaraknya dekat dengan pintu masuk ATM, saya sudah menyiapkan diri untuk antri setelah orang tersebut. Agak suprise juga orang tersebut mempersilakan saya duluan, karena mungkin sudah melihat saya berjalan dan mengarah ke pintu ATM, posisi orang tersebut lebih dekat dengan pintu. Setelah mengucapkan terimakasih, saya masuk dan mengambil uang, kemudian setelah selesai dan berpapasan dengan orang tersebut, saya mengucapkan terimakasih. Ternyata anaknya masih muda. Saya bersyukur ternyata masih ada anak muda yang bisa peduli dan semoga tidak terkikis dengan sosial media.


 

0 komentar: