Belanja, siapa sih yang tidak suka? Rasanya ada kepuasan tersendiri ketika membawa pulang barang baru. Tapi akhir-akhir ini aku mulai bertanya pada diri sendiri: apakah belanja yang kulakukan selama ini sudah bijak? Apakah barang yang kubeli hanya menambah tumpukan di rumah, atau benar-benar berguna dan punya dampak baik?
Dari situ aku mulai mengenal konsep sustainable product—produk yang lebih ramah lingkungan, lebih tahan lama, dan diproduksi dengan cara yang lebih bertanggung jawab. Belanja berkelanjutan bukan berarti kita sama sekali berhenti belanja, tapi lebih kepada bagaimana kita memilih.
Misalnya, saat memilih baju. Aku dulu sering tergoda dengan tren fast fashion, beli karena murah atau lucu, lalu cepat bosan dan akhirnya jarang dipakai. Sekarang aku mencoba memilih baju dengan bahan yang lebih awet, model yang timeless, meskipun harganya sedikit lebih mahal. Rasanya ada kepuasan berbeda: tidak sekadar punya yang baru, tapi juga tahu bahwa aku sedang berusaha mengurangi sampah tekstil.
Atau ketika membeli kebutuhan rumah tangga. Dulu aku tidak terlalu peduli kemasannya, sekarang aku mulai melirik produk isi ulang (refill), atau yang menggunakan bahan ramah lingkungan. Memang kecil, tapi aku percaya setiap langkah kecil bisa memberi dampak kalau dilakukan terus-menerus.
Belanja sustainable juga melatih qona’ah—merasa cukup. Karena saat kita lebih bijak memilih, kita jadi lebih sadar mana yang benar-benar dibutuhkan, mana yang hanya keinginan sesaat.
Dan ternyata, ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita coba untuk mulai belanja lebih berkelanjutan:
-
Membawa tas belanja sendiri, supaya tidak terus menambah plastik sekali pakai.
-
Lebih memilih produk lokal, karena selain mendukung UMKM, jejak karbonnya lebih kecil daripada barang impor.
-
Membeli barang dengan kualitas baik meski harganya sedikit lebih mahal, supaya tidak cepat rusak dan berakhir jadi sampah.
-
Memanfaatkan produk isi ulang atau refill station yang sekarang mulai banyak bermunculan.
Mungkin tidak mudah mengubah kebiasaan, apalagi ketika godaan diskon dan tren baru terus menggoda. Tapi setiap kali aku ingat betapa menumpuknya sampah di TPA, atau bagaimana bumi ini semakin sesak, aku jadi termotivasi untuk lebih bijak.
Belanja sustainable bukan hanya tentang gaya hidup, tapi juga tentang tanggung jawab. Tanggung jawab pada diri sendiri, pada generasi setelah kita, dan pada bumi yang kita tinggali bersama.
0 komentar: