Menjaga Kesehatan Jiwa Saat Wabah Corona




Virus Corona menjadi pembahasan utama di awal tahun 2020. Dimulai dari Wuhan, virus corona jadi mendunia. Peta Indonesia pun hampir merah semuanya per tanggal 3 April 2020, yang artinya setiap provinsi sudah ada yang menderita COVID-19 (Corona Virus Disease). Penelitian baik case report atau penelitian mengenai pengobatan, cara penularannya telah dipublikasikan di berbagai jurnal nasional maupun internasional.

Dengan arus informasi yang cepat yang bisa diakses siapapun, Corona menjadi pembicaraan umum, begitu juga bahaya yang ditimbulkannya. Mendadak semua pasien dengan gejala batuk, merasa sudah terinfeksi virus Corona. Nah untuk menjaga kesehatan jiwa dalam wabah corona, saya mewawancarai seorang dokter spesialis jiwa, mengenai kesehatan jiwa dan corona, dr. Mutiara Anissa, Sp.KJ.

dr. Mutiara Anissa, Sp.KJ menjelaskan mengenai arus informasi yang cepat yang dapat diakses oleh siapa saja, sehingga muncul berbagai persepsi dan kesimpulan. Perlu menyaring informasi, pastikan informasi yang didapat adalah dari sumber terpercaya, apalagi bila berkeinginan untuk menyebarkan ke grup whatapp lainnya.

 Kemudian batasi berita yang masuk, maksudnya tidak semua informasi yang kita dapatkan di hari tersebut hanya mengenai Corona, karena akan memicu hipotalamus kita untuk bereaksi menganggap itu bahaya sehingga muncul keringat dingin, dada berdebar-debar dan muncul kecemasan. Selanjutnya, jangan berhenti untuk melakukan kegiatan menyenangkan lainnya, dan bila  ada hal yang menggangu pikiran, sebaiknya diceritakan agar tidak menambah kecemasan.




Dokter Mutiara berpesan agar membedakan secara jelas dengan penyakit psikosomatis. Untuk gejala Covid-19 yang utama adalah demam, batuk, dan flu serta yang paling penting adalah adanya riwayat kontak dengan pasien yang terkonfirmasi.  Bila muncul gejala akan tetapi hilang timbul dan tidak menetap, hal ini disebut dengan psikosomatis. Psikosomatis ini lebih dominan cemas dan ada stresornya, misalnya saat membaca atau mendengarkan mengenai virus Corona atau COvid-19, muncul gejala-gejala seperti sakit kepala, dada berdebar atau sesak, lalu bila tidak mendengar berita tersebut gejalanya menghilang.


Covid-19 ini merupakan penyakit menular, akan tetapi jangan dijadikan aib. Bila ada petugas surveilan mendata, kemudian dilabeli, bahwa si A statusnya ODP, B statusnya PDP. Tujuannya bukan untuk menjadikan si A atau si B adalah orang yang bersalah. Penyakit ini bukanlah penyakit menular seksual yang merupakan aib bagi pelakunya. Yang namanya penyakit menular, kita tidak tahu apakah kita tertular atau menulari. Oleh karen itu, perlu menelusuri riwayat kontak, sehingga dikenallah istilah-isltilah seperti ODP dan PDP. Agar bila terjadi kasus positif, penelusuran kontaknya lebih cepat dan pemutusan mata rantai penyebaran virus ini dapat kita lakukan.

Perlu kita sikapi masalah ini dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat, miris rasanya mendengar berita misalnya seorang perawat diusir dari kosannya setelah merawat pasien Covid-19, atau seorang jenazah perawat yang ditolak dimakamkan. Masyarakat bereaksi seperti ini karena informasi yang sampai pada mereka banyak yang tidak tepat. Informasi yang sampai kebanyakan meresahkan. Perlu juga diberitakan misalnya seorang ODP, bagaimana dia sebagai ODP, apa yang dilakukan saat mengisolasi diir di rumah. Untuk PDP, yang di ruang isolasi rumah sakit, juga beritakan bagaimana keadaan isolasi, bagaimana perkembangan dan bagaimana ia bertahan. Sehingga masyarakat mendapat berita yang menyenangkan mengenai suatu perjuangan.

Bila ada informasi yang belum pasti atau menyudutkan ODP dan PDP, sebaiknya disaring informasinya. Apabila di sosial media kita terdapat ODP, PDP, ataupun yang positif Covid-19, jangan di remove dari grup ya. Tapi berhati-hatilah sharing informasi, jadilah support system yang dapat mempercepat penyembuhan, dan menemani hari-hari mereka yang terisolasi. Support system luar biasa perlunya saat seseorang merasa down.

Akses informasi yang mudah dan tuntutan yang transparan, akan seperti dua sisi mata uang untuk kesehatan jiwa kita, bagian positif dan negatif.  berita kematian tentu membuat siapapun yang membaca sedih, berita kesembuhan akan memeberikan semangat yang jauh lebih hebat lagi bagi yang membacanya. Nah, bila ada berita mengenai jumlah kasus terupdate, berikanlah kendali diri yang baik. Misalnya meningkatnya kasus dari hari per hari, respon diri yang positif adalah "saya harus  memperhatikan kebersihan tangan, saya dan keluarga akan memperhatikan physiscal distancing, keluar rumah sepertlunya dan menggunakan masker bila berpergian." 

Tips agar kesehatan jiwa dapat terjaga baik yaitu: Bila cemas, cemas seperlunya. Cemas merupakan keadaan normal. Jadi batasi informasi yang penting kemudian tetap lakukan aktivitas fisik seperti olahraga atau kegiatan positif lainnya seperti bercocok tanam, ataupun memasak.

Harapan kita semua tentunya, pandemi ini segera berakhir. Bagaimana kita mensyukuri setiap langkah kita karena di saat kita diminta di rumah saja, betapa berharganya keluar bersama teman-teman. tetap positif ya teman-teman, semoga yang disampaikan dr.Mutiara Anissa, Sp.KJ, dapat kita ambil manfaatnya.

#dirumahAja #stopstigmanegatif #ODPPDPbukanaib #ayoberaktivitaspositif

13 comments:

  1. Terima kasih pencerahannya bu dokter 😊 emang ngaruh banget berita berita yang bertebaran di luar sana entah fakta/hoax sangat menganggu psikis.

    ReplyDelete
  2. Nice share mba dok
    Jazakillah khayran

    ReplyDelete
  3. Thanks sharingnyaa... Setuji sih mbak, semingguan ini saya skip dulu baca berita agar jiwa ini tenang. Sementara paksu ajalah yg baca baca info, hiihihi

    ReplyDelete
  4. Ya Allah.. makasi bu dokter sharingnya. Psikosomatis ini penting jg yaa utk diketahui istilahnya hahaa kewren. Barakallahi fiik dok..

    ReplyDelete
  5. Jazakillah khairan Mbak dokter...

    ReplyDelete
  6. Kadang berita yg beredar menggiring asumsi yg salah, sedih dgn stigma ttg pasien covid, membuat orang jadi menutupi riwayatnya dan berakibat menulari yg lain..

    ReplyDelete
  7. Iya mba sempet mengalami goncangan jiwa gara-gara corona, alhamdulillah sekarang udah bisa mengontrol biar gak terlalu panik

    ReplyDelete
  8. Terima kasih infonya mba 😊

    ReplyDelete
  9. Herpes adalah penyakit serius dan berulang yang tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan atau suntikan oleh dokter Amerika, tetapi cara terbaik untuk menghilangkan herpes adalah dengan minum obat herbal alami untuk itu, saya merah tentang DR JAMES, dokter herbal hebat yang menyembuhkan saya herpes dengan obat herbal yang kuat. Saya menghubungi dia untuk mencari tahu bagaimana dia bisa membantu saya dan dia mengatakan kepada saya untuk tidak pernah khawatir bahwa dia akan membantu saya dengan obat campuran herbal yang kuat! Setelah 2 hari berhubungan dengannya, dia mengatakan kepada saya bahwa obatnya sudah siap dan dia mengirimkannya kepada saya melalui DHL COURIER SERVICE dan itu sampai kepada saya dalam 3 hari! Saya menggunakan obat sesuai petunjuk (PAGI dan MALAM) dan saya sembuh! Ini benar-benar seperti mimpi tetapi saya sangat senang! untuk orang yang menderita penyakit berikut, Kanker, hipotiroidisme, Herpes, COPD, HIV, Artritis, Hpv, Infeksi, Penyakit hati, Penyakit autoimun, Penyakit Parkinson, Lupus dan banyak lagi harus menghubungi dia untuk obat herbal karena saya adalah kesaksian hidup dan Saya sembuh dari herpes dan obatnya sah. Saya mengiriminya apa yang dia minta dan dia mengirimi saya obatnya yang saya minum selama 2 minggu dan hari ini saya di sini dengan hasil negatif. Ketika saya mengikuti tes, saya sangat senang setelah minum obatnya. Saya sangat senang membagikan kesaksian ini karena saya adalah kesaksian yang hidup bahwa Dr James adalah ahli pengobatan herbal sejati.
    HUBUNGI DR JAMES UNTUK CURE PERMANEN ANDA
    EMAIL: drjamesherbalmix@gmail.com
    https // www.drjamesherbalmix.wordpress.com
    Aplikasi Whats +2348152855846

    ReplyDelete