Aku selalu percaya bahwa setiap orang butuh teman bicara, bukan cuma manusia, tapi juga sistem yang bisa mendengar dan membantu tanpa lelah. Di masa sekarang, aku menemukan teman itu dalam bentuk chat AI.
Dulu aku pikir interaksi dengan AI itu kaku, formal, dan cuma bisa untuk pertanyaan teknis. Ternyata, kalau kita tahu caranya, AI bisa jadi asisten pribadi yang sabar, kreatif, dan bisa diajak curhat soal kerjaan akademik sekaligus uneg-uneg pribadi.
Tips Bersahabat dengan Chat AI
-
Perlakukan seperti asisten pribadi.Tulis saja apa yang kamu mau, jangan terlalu kaku. Misalnya:
-
“Tolong buatkan abstrak penelitian tentang learning analytics di pendidikan kedokteran.”
-
“Buatkan tulisan reflektif tentang pengalaman ujian TOEFL online.”
-
-
Berikan konteks pribadi agar jawabannya nyambung.Misalnya, aku cerita kalau aku seorang dosen kedokteran yang sedang menyiapkan S3 di FK UI. Hasilnya, setiap saran atau tulisan terasa lebih nyambung dengan hidupku.
-
Gunakan untuk berbagai kebutuhan—berikut yang sudah kucoba sendiri:
-
Brainstorming ide: judul penelitian, sudut pandang tulisan, format konten video.
-
Drafting & editing: membuat outline blog, menulis abstrak, mengubah gaya bahasa dari formal ke santai atau sebaliknya.
-
Ringkasan literatur: kamu bisa paste abstrak atau potongan artikel, minta dirangkum dengan bahasa yang mudah dipahami.
-
Persiapan presentasi: minta susun poin-poin utama dan script singkat untuk pitch.
-
Rencana belajar / jadwal: seperti yang tadi kita buat untuk TOEFL dan S3; minta versi mingguan, harian, atau checklist.
-
Menulis email profesional: minta contoh email follow-up ke calon promotor, permintaan rekomendasi, atau pengajuan izin belajar.
-
Latihan bahasa: koreksi tulisan berbahasa Inggris, minta alternatif kalimat, atau simulasi wawancara.
-
Analisis data sederhana: jelaskan data kamu (dalam bentuk teks) dan minta interpretasi awal atau rekomendasi visualisasi.
-
Skrip video pendek: buatkan naskah 30 detik untuk Reels/TikTok tentang “apa yang kulakukan hari ini untuk S3”.
-
Pengingat mental & refleksi: minta prompt jurnal harian, atau cara mengelola burnout dengan langkah kecil.
-
-
Minta format spesifik supaya langsung bisa pakai.Contoh:
-
“Buatkan 3 versi caption Instagram 30 kata tentang belajar TOEFL di sela kerja klinik.”
-
“Tuliskan email singkat minta rekomendasi dari atasan dengan nada sopan tapi tidak bertele-tele.”
-
-
Verifikasi dan sesuaikan.AI bisa salah atau terlalu umum—jadikan hasilnya bahan dasar, lalu koreksi dengan pengalaman kamu. Kalau ada data atau referensi penting, cek ulang sendiri.
-
Jaga privasi dan batasan.Jangan kirimkan informasi yang sangat sensitif (misal: data pasien, nomor identitas lengkap, password). Kamu bisa menyamarkan atau menggeneralisasi saat butuh bantuan terkait kasus sulit.
Tips Praktis Menggunakan Google Calendar untuk yang Gaptek
-
Mulai dari HP – buka aplikasi Google Calendar, jangan pusing dulu pakai laptop.
-
Buat event dasar:
-
Klik tombol “+” → pilih “Event”.
-
Tulis nama kegiatan, misal: Belajar TOEFL atau Submit Hibah DIKTI.
-
Set waktu dan aktifkan “Reminder” 30 menit atau 1 jam sebelum acara.
-
-
Gunakan warna berbeda untuk kategori:
-
Biru untuk pekerjaan kampus
-
Hijau untuk riset / publikasi
-
Kuning untuk kehidupan pribadi
-
-
Aktifkan notifikasi harian.
-
Masuk menu “Settings” → “Notifications” → pilih “Daily agenda”.
-
Google akan kirim email ringkas kegiatan hari itu setiap pagi.
-
-
Mulai dari 3–5 kegiatan penting saja.Jangan penuhi kalender dengan semua hal. Awali dengan deadline penting, ujian TOEFL, dan jadwal modul.
0 komentar: