Salah satu cara untuk berlatih fokus yang lembut, selain Pomodoro, adalah teknik sederhana yang aku sebut 10–2–10. Bukan angka magis, tetapi ritme yang menyadarkan tubuh bahwa fokus tidak harus lama untuk menjadi dalam.
Teknik ini terasa seperti duduk di tepi pantai, melihat gelombang datang dan pergi. Kamu tidak menahan apa pun; kamu hanya mengizinkan perhatian bergerak dengan lembut. Selama sepuluh menit pertama, pilih satu hal saja: satu paragraf, satu rumus, satu diagram. Tidak perlu sampai selesai. Tidak perlu sampai paham total. Cukup hadir.
Sepuluh menit kedua terasa berbeda. Biasanya lebih jernih, lebih ringan, seolah otak punya ruang tambahan yang tadi belum ada. Itulah keajaiban ritme kecil dalam belajar. Fokus bukan dibangun dari kekuatan menahan, tetapi dari kekuatan untuk melepaskan sebentar dan kembali lagi.
Teknik 10–2–10 ini cocok dipakai ketika kamu sedang berada di hari yang sulit: hari di mana konsentrasi pendek, hati gelisah, atau kepala ramai oleh banyak hal yang belum selesai. Ia tidak menghakimi; ia hanya mengundangmu untuk hadir sebentar-sebentar. Dan menariknya, latihan fokus ini menumbuhkan rasa percaya diri karena kamu berhasil datang, walau sebentar.
Fokus sebenarnya bukan tentang menjauh dari gangguan. Fokus adalah tentang memilih satu hal yang paling penting untuk sekarang. Bahkan jika itu hanya sepuluh menit. Bahkan jika itu hanya satu langkah kecil di tengah hari yang padat.
Kadang kita berpikir, “Aku harus memiliki dua jam yang tenang untuk belajar.” Tetapi dua jam tenang tidak selalu datang. Yang sering datang adalah sepuluh menit. Dan kalau kamu bisa memanfaatkan sepuluh menit berulang-ulang, dua jam itu akan terkumpul dengan cara yang lebih lembut.
“Sepuluh menit dulu. Aku hadir di sini.”


0 komentar: