Perbedaan utama dari hipotesis ini adalah output yang diinginkan. Bila ingin mengetahui asosiasi itu dengan parameter koefisien korelasi (r) maka gunakan hipotesis korelatif. Bila parameter yang diinginkan bukan koefisien korelasi maka gunakan hipotesis komparatif.
Sebelumnya pahami dulu makna dari hipotesis. Hipotesis
pada dasarnya proposisi atau dugaan yang belum terbukti secara tentatif menerangkan
fakta-fakta atau fenomena tertentu, atau bisa juga dikatakan bahwa hipotesis
adalah jawaban yang memungkinkan terhadap suatu pertanyaan penelitian.
Hipotesis dalam penelitian harus memenuhi syarat:
1. Harus mengekspresikan hubungan antara dua variabel
atau lebih.
2. Harus jelas dan tidak bemakana ganda
3. Harus dapat diuji secara empiris, hipotesis memungkinkan
ditampilkan dalam bentuk operasional yang dapat dievaluasi berdasarkan data
yang didapatkan secara empiris.
Secara garis besar, hipotesis dibedakan menjadi dua
yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis kerja adalah anggapan dasar
peneliti terhadap penelitiannya. Sedangkan hipotesis nol adalah hipotesis yang
bersifat netral. Dalam statistik yang dibuktikan adalah hipotesis nol. Bila hipotesis
nol diterima berarti hipotesis kerja ditolak.
Kembali pada awal tulisan ini mengenai perbedaan hipotesis
komparatif dan hipotesis korelatif. Kedua hipotesis ini merupakan jenis hipotesis.
Contoh hipotesis komparatif yaitu: membandingkan pengaruh variabel bebas
terhadap variabel tergantung. Pertanyaan penelitiannya, apakah terdapat
perbedaan rata-rata kadar gula darah antara kelompok yang mendapat pengobatan
metformin dan kelompok placebo. Sedangkan contoh hipotesis korelatif yaitu
untuk mengetahui asosiasi atau korelasi antara variabel bebas terhadap variabel
tergantung. Pertanyaan penelitiannya, berapa besar korelasi antara kadar
trigliserida dan kadar gula darah?
Sumber:
Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan:
deskriptif, bivariate, dan multivariate, dilengkapi aplikasi dengan menggunaka
SPSS. Edisi 5. 2011
0 komentar: