Hari ini aku cukup terkejut saat diskusi di kelas. Awalnya suasana berjalan seperti biasa: mahasiswa tampak antusias, beberapa mulai mengemukakan pendapat, sebagian lain masih menunggu giliran. Tapi ada satu hal yang membuatku terdiam sejenak — ternyata ada mahasiswa yang membawa contekan.
Bukan contekan ujian memang, tapi catatan jawaban yang sudah disiapkan atau mungkin dibagikan oleh temannya. Sekilas tampak sepele, tapi ketika mereka mulai membaca, aku bisa merasakan perbedaan antara mahasiswa yang benar-benar memahami materi dan yang sekadar membaca teks di depan mata. Kata-katanya mengalir, tapi tanpa makna; jawaban ada, tapi ruh belajarnya hilang.
Aku tidak marah, hanya sedikit sedih. Karena esensi dari diskusi bukan sekadar siapa yang bisa menjawab, tapi siapa yang mau berpikir. Diskusi itu bukan ajang menunjukkan siapa yang paling tahu, melainkan siapa yang mau berproses memahami.
Di kelas, aku selalu percaya bahwa nilai tertinggi bukan pada jawaban yang sempurna, tapi pada keberanian untuk mencoba berpikir. Karena di situ letak pembelajaran yang sesungguhnya. Mahasiswa boleh salah, boleh ragu, boleh belum paham — tapi ketika mereka berani mengutarakan pendapatnya sendiri, di situlah proses belajar terjadi.
Aku jadi merenung, mungkin tekanan akademik dan keinginan untuk tampil sempurna membuat mereka memilih jalan pintas. Tapi bukankah pendidikan justru tempat untuk berproses, bukan untuk berpura-pura tahu?
Hari ini aku belajar sesuatu juga: bahwa sebagai pengajar, tugasku bukan hanya menilai benar atau salah, tapi menumbuhkan rasa ingin tahu. Mendorong mahasiswa agar percaya bahwa berpikir sendiri jauh lebih berharga daripada sekadar membaca catatan orang lain.
Di akhir kelas, aku tidak menegur dengan keras. Aku hanya mengingatkan — bahwa diskusi bukan tentang menyalin, tapi tentang menyelami. Karena dalam setiap proses belajar, kejujuran adalah fondasi dari pemahaman yang sejati.
Dan mungkin, hari ini bukan tentang siapa yang salah, tapi tentang bagaimana kita semua belajar menjadi lebih jujur — pada ilmu, pada proses, dan pada diri sendiri.

0 komentar: