Seri 8 – Bab 4 & 5: Antara Data, Drama, dan Doa

 


Kalau skripsi diibaratkan perjalanan panjang, maka Bab 4 dan 5 adalah tanjakan terakhir sebelum garis finish.

Tapi anehnya, di titik ini banyak mahasiswa justru berhenti.
Bukan karena kehabisan tenaga… tapi karena overthinking.

Ada yang sudah pegang data lengkap, tapi malah bingung mau mulai dari mana.
Ada yang sudah buka laptop berjam-jam, tapi isinya cuma natap layar kosong sambil berkata dalam hati,

“Takut salah nulis, takut dosen nggak suka, takut dibilang nggak nyambung.”

Padahal, sejujurnya, semua orang pernah melewati fase itu.Kenapa Bab 4 dan 5 Selalu Bikin Deg-Degan

Bab 4 itu isinya hasil penelitian  bagian di mana semua kerja kerasmu akhirnya muncul di angka, tabel, atau grafik. Sedangkan Bab 5 adalah pembahasan bagian di mana kamu ditantang untuk menjelaskan kenapa hasilnya begitu dan apa artinya.

Dan di sinilah biasanya muncul rasa takut.
Karena kamu mulai menyadari bahwa dosen pembimbing, penguji, bahkan teman-temanmu nanti akan membaca dan menilai hasil kerja kerasmu.

Tapi tenang.
Skripsi itu bukan kontes siapa yang paling sempurna, tapi siapa yang berani percaya pada prosesnya sendiri.

Tulis Dulu, Rapikan Nanti

Salah satu jebakan klasik mahasiswa di Bab 4 dan 5 adalah ingin tulisannya langsung rapi, logis, dan akademis sejak awal.
Padahal, nggak ada tulisan bagus tanpa versi berantakan dulu.

Coba ubah pendekatan:

  • Jangan pikir “tulisan ini harus benar.”

  • Tapi pikir “aku mau menuliskan dulu apa yang aku pahami.”

Tulis dulu hasil datamu, ceritakan dengan bahasamu sendiri.
Kamu selalu bisa kembali untuk memperbaiki struktur, menambah teori, atau mengganti kalimat.
Tulisan itu bisa direvisi — tapi pikiran yang terus ditunda malah makin kaku.

Pahami Pola, Bukan Hanya Angka

Kalau kamu merasa data di Bab 4 bikin pusing, berhenti sejenak.
Jangan langsung fokus ke angka, grafik, atau tabelnya.
Tanyakan hal sederhana:

“Sebenarnya apa yang terjadi di sini?”

Mungkin hasilnya menunjukkan peningkatan, mungkin justru tidak ada perbedaan.
Apa pun hasilnya, itu bukan bencana. Karena skripsi yang baik bukan yang “hasilnya sesuai harapan,” tapi yang bisa menjelaskan hasilnya dengan logis.

Di Bab 5, tugasmu adalah berdialog dengan teori.
Ibaratnya, kamu duduk di antara data dan teori, lalu mempertemukan keduanya.
“Teori bilang begini, tapi hasilku menunjukkan begini.”
Dari situ muncul pembahasan yang hidup dan jujur.

Untuk Kamu yang Perfeksionis (dan Introvert)

Aku tahu, bagi sebagian orang terutama yang cenderung pemalu atau perfeksionis. Bab 4 dan 5 terasa seperti panggung besar yang menakutkan.
Kamu ingin semua kalimatmu terdengar cerdas. Kamu takut salah menafsirkan data. Kamu ingin dosen bilang “hebat”.

Tapi percayalah, Bab 4 dan 5 bukan ujian untuk tampil sempurna, tapi latihan untuk berpikir matang.
Kalau kamu introvert, justru di sinilah kekuatanmu: kamu cermat, reflektif, dan observatif.
Gunakan itu.
Kamu nggak harus menulis cepat, tapi tulislah dengan tenang dan penuh pemikiran.
Ketenanganmu akan terlihat dari cara kamu menyusun kata.

Buat Diri Sendiri Nyaman Dulu

Kadang, yang kamu butuhkan bukan motivasi besar, tapi ritual kecil yang bikin tenang.
Misalnya:

  • Nulis sambil nyalain lagu instrumental favorit.

  • Siapkan minuman hangat.

  • Bagi tulisan jadi bagian kecil, misal 1 tabel per hari.

Hal-hal kecil itu bisa jadi jangkar saat rasa cemas datang.

Menulis Bab 4 dan 5 bukan cuma tentang menyelesaikan skripsi.
Ini juga tentang belajar mempercayai kemampuan diri sendiri.

Kamu sudah sejauh ini berarti kamu mampu.
Data sudah kamu kumpulkan, teori sudah kamu baca, waktu sudah kamu luangkan. Sekarang tinggal satu hal: berhenti takut, mulai menulis.

Karena Bab 4 dan 5 mengajarkan kita satu hal penting:

“Kadang, yang bikin kita tidak maju bukan karena kita tidak bisa, tapi karena kita terlalu sibuk takut salah.”

Jadi tenangkan dirimu, buka file skripsi itu lagi, dan mulai ketik satu paragraf saja hari ini.
Nggak perlu banyak, yang penting ada langkah.
Karena di setiap langkah kecil itu, kamu sebenarnya sedang bergerak menuju kata “lulus.” 🎓

0 komentar: