Mengunggah Bukti SKP Dokter di LMS: Catatan dari Meja Kerja

Pagi ini, sambil menyeruput kopi hangat, aku menatap layar laptop dengan satu misi: menuntaskan unggahan bukti SKP di LMS. Sederhana kelihatannya, tapi aku tahu proses ini bisa memakan waktu kalau tidak rapi dari awal.

Sejak regulasi baru mewajibkan setiap dokter mengunggah bukti SKP ke LMS untuk proses resertifikasi STR, aku mulai membiasakan diri menyimpan semua sertifikat, foto kegiatan, dan dokumen pendukung di satu folder khusus. Tujuannya? Supaya saat tiba waktunya mengunggah, aku tidak kebingungan mencari.

Langkah yang Kulakukan

1. Masuk ke LMS IDI

   • Buka situs resmi LMS IDI dan login dengan akun yang sudah terdaftar.

   • Kalau lupa password? Jangan panik, klik Forgot Password dan ikuti instruksi. (Aku sudah pernah dua kali lupa 😅).

2. Pilih Menu “Portofolio”

   • Di dashboard, aku langsung mencari menu Portofolio SKP atau Unggah Bukti.

   • Setiap kegiatan biasanya sudah punya kolom atau kategori sendiri: seminar, workshop, publikasi, kegiatan pengabdian, dan lain-lain.

3. Unggah Dokumen

   • Klik tombol Tambah Bukti atau Upload.

   • Pilih file dari folder khusus SKP yang sudah kupersiapkan.

   • Pastikan format sesuai: biasanya PDF atau JPG, ukuran maksimal tertentu (umumnya < 2 MB).

   • Aku biasa menamai file dengan format: Tanggal_NamaKegiatan_SKP.pdf supaya mudah diingat.

4. Isi Deskripsi

   • Tuliskan keterangan kegiatan, tanggal pelaksanaan, jumlah SKP, dan penyelenggara.

   • Di sinilah aku biasanya sambil nostalgia, teringat momen saat ikut kegiatan tersebut.

5. Simpan dan Cek Ulang

   • Setelah semua bukti terunggah, aku memeriksa apakah statusnya Terverifikasi atau masih Menunggu Verifikasi.

   • Jika ada yang ditolak, biasanya ada catatan revisi dari admin.

Catatan Pribadi

Proses ini sebenarnya jauh lebih cepat kalau kita disiplin menyimpan bukti sejak awal. Masalahnya, banyak sejawat menunda hingga mendekati tenggat waktu, lalu panik mencari file. Itu yang mau aku hindari.

Aku juga belajar satu hal: jangan hanya mengandalkan hardcopy sertifikat. Simpan semua versi digital di Google Drive atau Dropbox sebagai cadangan. Pernah sekali laptopku error, dan aku hampir kehilangan semua data SKP.T

ips bonus:

Kalau kamu sering ikut kegiatan daring, langsung minta panitia mengirimkan sertifikat dalam bentuk PDF, jangan JPEG hasil foto. Lebih rapi, dan tidak perlu konversi ulang.