Sudah hampir sebulan aku menulis di blog ini tentang persiapan menuju S3. Kalau aku lihat lagi jejak tulisan-tulisan sebelumnya, aku merasa seperti sedang bercermin. Ada langkah-langkah yang sudah kutempuh, ada semangat yang kadang membuncah, tapi ada juga bagian yang masih jalan di tempat.
Salah satunya: menghubungi calon promotor. Entah kenapa langkah ini terasa begitu berat. Padahal aku sudah menyiapkan niat, sudah memikirkan topik, sudah mencoba merangkai keberanian. Tapi tetap saja, jari-jari ini enggan menekan tombol “kirim”. Ada rasa ragu, ada takut ditolak, ada juga bayangan bahwa mungkin aku memang belum cukup siap.
Sementara itu, tugas di kampus tidak pernah berkurang. Justru semakin hari terasa semakin bertambah. Persiapan semester baru, rapat-rapat yang menunggu, laporan penelitian yang harus diselesaikan, dan masih banyak lagi. Aku merasa seperti dikejar dari berbagai arah. Sampai-sampai, untuk sekadar menarik napas lega pun rasanya sulit.
Tapi ketika aku menulis ini, aku sadar: mungkin memang begitulah perjalanan menuju mimpi. Tidak selalu mulus, tidak selalu cepat. Kadang harus tersendat, kadang harus berhenti sebentar, bahkan kadang harus mengakui bahwa aku lelah. Dan itu tidak apa-apa.
Karena setiap langkah kecil tetap berarti. Menulis di blog ini pun adalah salah satu bentuk langkah itu—sebuah pengingat bahwa aku masih berusaha, masih berproses. S3 bukan hanya tentang mendaftar dan belajar lagi, tapi juga tentang bagaimana aku belajar bertahan, mengatur waktu, menjaga semangat, dan berdamai dengan rasa lelahku sendiri.
Aku percaya, meski jalannya panjang dan penuh belokan, selama aku tetap melangkah, suatu hari aku akan sampai juga.
0 komentar: